REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hafidz Muftisany
Dalam rangka hari jadi ke-68 Sumatra Selatan (Sumsel), diselenggarakan South Sumatera Indonesia Expo 2014 15-20 Maret di pelataran Benteng Kuto Besak. Acara ini memamerkan kerajinan tangan dan pangan serta agrikultur lokal maupun luar daerah Sumsel.
Acara dibuka Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan pameran diikuti 198 peserta serta kurang lebih 154 stan. Al Azhar Peduli Ummat (APU) hadir sebagai mitra PT Bukit Asam.
APU memperkenalkan hasil produksi pertanian kopi semendo cap Bukit Asam, kopi hasil daerah Simende Daratulu, Sumatra Selatan, yang merupakan desa binaan APU dalam program Desa Gemilang.
“Kopi mantap dan rasa yang keras,” kata Alex Noerdin saat menyambangi stan APU dan mencoba kopi cap Bukit Asam.
Dengan sajian gratis dalam dua varian kopi hitam biasa dan kopi susu, penikmatnya mencapai 200-300 orang dalam satu hari. “Cukup kewalahan, tapi alhamdulillah semua terlayani,” demikian disampaikan Nidhom yang bertugas di stan kopi kebanggaan APU.
Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan berencana mendaftarkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk kopi semendo yang berasal dari Kabupaten Muara Enim.
Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Sumsel Safar Bahri mengungkapkan, pendaftaran HAKI dilakukan agar kopi robusta itu mendapatkan pengakuan dan dikenal pasar internasional.
“Kami akan mendaftarkan HAKI untuk beberapa jenis kopi asli Sumsel. Langkah ini akan dilakukan secara bertahap,” katanya.
Disbun Sumsel telah mengelompokkan tiga jenis kopi yang akan didaftarkan HAKI, yaitu kopi Simende, kopi Ranau, dan kopi Kota Agung. Untuk tahap pertama, Pemprov Sumsel akan mendaftarkan terlebih dahulu kopi semendo dalam Tahun Anggaran 2014.
Dia mengatakan, Pemprov Sumsel meyakini banyak keuntungan yang akan diperoleh petani kopi Sumsel jika komoditasnya telah mendapat HAKI. Salah satunya, peningkatan penjualan.
“Pembeli yang ambil kopi Sumsel tidak akan tertukar dengan kopi daerah lain. Tak hanya itu, tidak ada juga yang bisa klaim kopi Simende berasal dari daerah lain,” ujarnya.