REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan menilai buku panduan pasar keuangan akan mengembangkan pasar uang antarbank (PUAB). Panduan atau Market Code of Conduct (CoC) tersebut disusun oleh Komite Pasar Valas Indonesia atau Indonesia Foreign Exchange Market Committee (Indonesia FEMC).
Head of Treasury PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) Branko Windoe mengatakan, kehadiran FEMC akan membuat PUAB berkembang pesat. Berkembangnya PUAB akan memperlancar transaksi antara bank dengan nasabah karena mengalirnya likuiditas. "Antarbank kan lebih ke pemenuhan likuiditas valas. Misalnya ada yang beli, harus ada yang jual. Kalau tidak, pasarnya tidak sesuai," ujarnya.
Tersedianya likuiditas valas akan membuat stabilnya nilai tukar rupiah. Branko menilai saat ini rupiah sedang stabil karena tak ada gejolak besar. Namun, transaksi antara bank dengan nasabah pun dapat menimbulkan gejolak. Sebagai contoh, masuknya nasabah offshore atau portfolio dapat membuat rupiah menguat. "Sebaliknya, tiba-tiba mereka keluar, itu kan jadi supply sama demand nggak seimbang," ujarnya.
Saat ini total portfolio di Indonesia lebih besar daripada transaksi valas di pasar uang. Transaksi valas hanya sebesar 5 miliar dolar AS per hari. Hal tersebut belum dapat menahan apabila terjadi gejolak seperti arus modal keluar.