Kamis 12 Jun 2014 14:47 WIB

Australia Bersiap Hadapi Wabah Virus Babi dari AS

Red:
abc news
abc news

FEPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Para ilmuwan Australia bersiap-siap menghadapi kemungkinan menyebarkan wabah virus Porcine Epidemic Diarrhoea (PED). Virus mematikan ini telah menewaskan jutaan babi di Amerika dan mengakibatkan industri daging babi mengalami kerugian besar.

Sejak dideteksi di Amerika Serikat pada bulan April tahun lalu, virus tersebut telah menyebar ke 23 negara bagian dan mengakibatkan lebih dari lima juta anak babi mati. Wabah ini juga dilaporkan muncul di Meksiko dan Kanada.

Pekan ini Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengeluarkan sebuah perintah yang mengharuskan para peternak babi memberitahu pihak berwenang jika terjadi infeksi di peternakannya. USDA juga mengumumkan dana tambahan untuk meriset penyakit tersebut dan membuat vaksin serta meningkatkan langkah-langkah pencegahan.

Sebuah sampel virus, yang diambil dari Amerika, sedang diteliti oleh para ilmuwan di Australian Animal Health Laboratory (AAHL) milik lembaga riset ilmiah CSIRO di Kota Geelong, Victoria.

Ketua tim investigasi CSIRO Dr James Watson mengatakan, tim periset Australia mempelajari sampel tersebut untuk membuat tes diagnostik dan memastikan respons cepat seandainya muncul wabah penyakit itu di Australia. Menurut Dr Watson, meskipun Australia mempunyai peraturan biosekuriti yang ketat, namun dikhawatirkan virus PED mungkin bisa sampai ke Australia.

Dikatakannya, jika diduga terjadi kasus penyakit tersebut pada babi di Australia, pihak laboratorium kesehatan hewan sudah siap mendeteksinya dengan segera. "Jika terjadi sesuatu di lapangan dan sampelnya dikirim ke sini, kami dapat memberikan hasil awal dalam enam jam," katanya, baru-baru ini.

"Melihat apa yang terjadi di Amerika Serikat, kami sudah siap menghadapinya."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement