Jumat 13 Jun 2014 04:15 WIB

Awal Ramadhan di Amerika Utara 28 Juni

Rep: C78/ Red: Taufik Rachman
Shalat tarawih di bulan suci Ramadhan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Shalat tarawih di bulan suci Ramadhan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Berdasarkan perhitungan astronomi, Muslim  di Amerika Utara akan merayakan awal bulan suci Ramadan pada Sabtu (28/6).

"Insya Allah hari pertama Ramadhan pada Sabtu, 28 Juni," kata Dr. Muzammil Siddiqi dalam acara Dewan Fiqih Amerika Utara (FCNA) sebagaimana dikutip OnIslam.net.

"Bulan akan muncul sebelum matahari terbenam di Makkah dan moonset terjadi setelahnya, maka dari itulah, hari pertama Ramadhan adalah pada 28 Juni 2014," tambahnya.

Sementara itu, Shalat Tarawih Pertama dilaksanakan pada Jumat malam. Mengutip FCNA yang menaungi Masyarakat Islam Amerika Utara juga menegaskan, awal Ramadan yang ditetapkan pada 28 Juni tersebut dipublikasikan di website resmi milik asosiasi.

Pada Ramadan, Muslim dewasa harus menjaga diri dari sakit ketika bepergian, menahan diri dari makan, minum, merokok dan seks dimulai dari terbit faar hingga terbenam matahari.

Di bulan suci, orang-orang muslim mendedikasikan waktu mereka untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah. caranya dengan memperbanyak ibadah serta melakukan perbuatan baik.

Selain itu, telah menjadi tradisi bagi umat Islam untuk menghabiskan hari dengan banyak mempelajari Alquran selama bulan suci. Beberapa muslim laki-laki pun melakukan i’tikaf, yakni berdiam diri di masjid pada sepuluh hari terakhir di masjid.

FCNA juga mengumumkan bahwa awal Idul Fitri yang merupakan pertanda berakhirnya Ramadhan ditetapkan pada Senin (28/7). Diakui FCNA, perhitungan penetapan awal dan akhir ramadhan ini didasarkan atas metode perhitungan astronomi Syariah.

Hari pertama Ramadhan dan penampakan bulan selalu menjadi isu kontroversial di berbagai negara-negara Muslim. Bahkan beberapa ulama di negara-negara tertentu kerap mengalami perdebatan akan masalah penetapan awal dan akhir ramadhan ini. Sebagian kelompok ulama menggunakan penampakan bulan sementra yang lainnya menggunakan perhitungan kalender lunar Arab Saudi.

Menyikapi perdebatan penentuan Ramadhan, kebanyakan umat Islam didorong untuk mengikuti ketetapan yang dibuat oleh pemegang otoritas yang bertanggung jawab memastikan penglihatan hilal di negara tertentu agar perbedaan awal Ramadhan di kalangan umat Islam tidak terlalu banyak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement