Oleh: Dwi Murdaningsih
Tidak ada alasan untuk bermalas-malasan pada Ramadhan. Dalam keadaan berpuasa, semua orang tetap bisa produktif melakukan aktivitas seperti biasa, bahkan lebih produktif.
Dai muda, Ustaz Erick Yusuf, mengatakan bahwa banyak peristiwa besar yang terjadi di bulan suci ini, misalnya Perang Badar.
Kemerdekaan Negara Indonesia pun diproklamasikan pada Ramadhan. “Intinya, kalau melihat peristiwa tersebut, bulan Ramadhan kita bisa produktif,” ujar Erick.
Hal mudah yang bisa dilakukan agar tetap produktif adalah mengurangi tidur dan tetap bekerja seperti biasa. Saat puasa, manusia justru bisa lebih fokus dalam beraktivitas.
Berbeda saat kenyang yang umumnya menimbulkan rasa kantuk. Saat perut lapar justru secara metabolisme tubuh bisa meningkatkan konsentrasi.
Jika belum terbiasa berpuasa, umumnya kondisi tubuh akan lemas. Namun, itu hanya terjadi di awal-awal puasa. Setelah itu, semua akan kembali normal. Dengan begitu, tidak ada alasan untuk tidak produktif selama berpuasa.
Karena itulah, kata Erick, Rasul menganjurkan untuk latihan puasa pada Sya’ban sehingga perut sudah mulai terbiasa ketika memasuki Ramadhan. “Kalau kita puasa di bulan Sya’ban saat puasa di bulan Ramadhan bisa lebih produktif,” kata dia.
Agar tetap produktif, tidur yang terlalu banyak perlu dihindari, baik di siang hari maupun malam hari. Mencontoh Rasul, setelah shalat Subuh, dia tidak tidur.
Namun, sebelum Zhuhur, saat kondisi badan sedang dalam posisi puncak lelah dan mengantuk, Rasul biasanya tidur sekitar 5-10 menit. Kemudian, wudhu untuk melanjutkan shalat Zhuhur sehingga membuat kondisi badan kembali segar.
Untuk mencegah datangnya kantuk, sebaiknya juga menghindarkan diri dari begadang. Setelah shalat tarawih dianjurkan segera tidur agar bisa bangun pada sepertiga malam terakhir untuk beribadah dan sahur.
Selain ditilik dari sisi fisik, produktivitas pada bulan puasa bisa dipicu dari besarnya pahala yang dijanjikan. Secara amal, pahala yang begitu besar bisa memotivasi untuk semakin produktif beribadah.
Segala amal sunah pahalanya dihitung wajib. Amalan wajib dihitung pahalanya berlipatlipat. “Kalau tahu pahala yang begini, orang maunya sibuk. Bisa memacu lebih produktif,” kata Erick.
Dari segi fisik, Erick menyarankan agar memperbanyak makan makanan yang manis saat buka dan sahur. Porsi makan saat sahur semestinya lebih banyak dibandingkan berbuka. Makan sahur merupakan bekal untuk energi beraktivitas seharian. Kalau dari asupan makanan sudah cukup, puasa akan lebih mudah.
Saat puasa juga disarankan untuk berolahraga pada sore hari. Ini penting untuk membantu proses detoksifikasi tubuh.
Selain itu, tidak disarankan untuk olahraga di pagi hari karena bisa memakan porsi energi cukup banyak. “Bulan Ramadhan menambah semangat, bulannya gotong royong, silaturahim, bertemu berbuka bersama, ini bisa membuat kita lebih produktif,” ujarnya.