REPUBLIKA.CO.ID, Husen bin Salam adalah Kepala Pendeta Yahudi di Madinah. Walaupun penduduk Madinah berlainan agama dengannya, namun mereka menghormati Husen.
Karena di kalangan mereka, ia dikenal baik hati, istiqamah dan jujur. Husen hidup tenang dan damai.
Baginya waktu sangat berguna. Karena itu, ia membaginya dalam tiga bagian. Sepertiganya ia pergunakan untuk di sinagog Yahudi untuk mengajar dan beribadah.
Sepertiga lainnya ia habiskan di kebun untuk merawat dan membersihkan tanaman. Sepertiga lagi untuk membaca Taurat dan mengajarkannya kepada orang lain.
Setiap kali menemukan ayat Taurat yang mengabarkan tentang kedatangan seorang nabi di Madinah, ia selalu membacanya berulang-ulang dan merenunginya. Dipelajarinya lebih mendalam tentang sifat-sifat dan ciri-ciri nabi yang ditunggu-tunggunya itu.
Ia sangat gembira ketika mengetahui orang yang ditunggunya itu telah muncul dan akan berhijrah ke Madinah. Karena itu, ia selalu berdoa agar Allah memanjangkan usianya supaya bisa bertemu dengan nabi yang ditunggu-tunggunya dan menyatakan iman.
Allah memperkenankan doa dengan memanjangkan usianya dan mempertemukannya dengan penutup para nabi, Muhammad SAW. Ketika pertama kali mendengar kedatangan Nabi SAW, Husen bin Salam mencocokkan sifat-sifatnya dengan yang ia ketahui dari Taurat.
Begitu mengetahui persamaan-persamaan tersebut, ia yakin benar bahwa orang yang ia tunggu telah datang. Namun hal itu ia rahasiakan terhadap kaum Yahudi.