REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Amerika Serikat (AS) membubarkan pasukan anti-teror yang membantu Filipina. Pembubaran pasukan elite AS yang membantu memerangi kelompok teror di selatan Filipina ini diumumkan oleh pejabat berwenang, Kamis (26/6).
Namun, beberapa dari pasukan khusus Komando Pasifik AS dalam jumlah kecil kemungkinan akan tetap ditempatkan di Filipina. Penempatan sebagian kecil pasukan ditujukan untuk tetap menjaga wilayah Filipina Selatan, yang diduga menjadi tempat pelatihan sejumlah kelompok teroris.
Kelompok teroris yang diduga berhubungan dengan Alqaidah, seperti Abu Sayyaf dan Jemaah Islamiyah, dari Indonesia diduga memiliki basis pelatihan di Filipina selatan. Pejabat AS dan Filpina bekerjasama melakukan operasi pemberantasan kelompok-kelompok militan untuk memberantas mereka.
Meski pasukan AS dilarang terlibat secara langsung dalam pertempuran lokal, mereka memberikan penasihat dan intelijen untuk membantu pasukan Filipina. Pelatihan militer dan senjata berupa drone juga diberikan sebagai bantuan AS pada pasukan Filipina, yang disebut mengalami kekurangan dana.
"Kerjasama kami dengan pasukan keamanan Filipina telah berhasil secara drastis. Kami berhasil mengurangi kemampuan kelompok teroris domestik dan transnasional di negara itu," ujar Kurt Hoyer, atase pers Kedutaan Besar AS pada AP, Kamis (26/6).
Setahun setelah serangan 11 September 2011, militer AS mendirikan basis di Filipina Selatan. Mereka membantu Filipina memerangi kelompok Abu Sayyaf, yang melakukan pemboman di sejumlah titik di Filipina dan meneror kota di wilayah tersebut. Sebanyak 100 orang telah diculik oleh kelompok militan tersebut selama melakukan serangan, termasuk tiga warga AS.