Fairus Ad-Dailamy, Sosok yang Diberkati (3-habis)

Red: Chairul Akhmad

Kamis 03 Jul 2014 08:03 WIB

Fairus seorang yang diberkati, berasal dari keluarga yang penuh berkah. Foto: Allposter.co.uk Fairus seorang yang diberkati, berasal dari keluarga yang penuh berkah.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika malam mulai gelap, dan waktu yang ditentukan sudah tiba, Fairus dan kawannya pergi ke sasaran. Dinding yang dimaksud berhasil ditembus dengan mudah.

Mereka kemudian masuk ke dalam gudang dan mengambil senjata yang telah disiapkan Dadzan.

Setelah itu mereka mengelilingi puri Aswad. Dadzan telah berdiri di muka pintu. Dia memberi isyarat kepada Fairus dan kawannya.

Begitu masuk kamar, mereka mendapati Aswad tengah tidur mendengkur. Fairus kemudian mengayunkan pedangnya ke leher Aswad yang membuatnya melenguh seperti sapi, kemudian mengelepar-gelepar.

Ketika pengawal mendengar lenguhan Aswad, mereka datang puri lalu bertanya pada Dadzan, "Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Kembalilah kalian! 'Nabi Allah' sedang mendapat wahyu," kata Dadzan.

Para pengawal kembali tanpa kecurigaan sedikit pun. Fairus dan kawannya tetap berada di istana hingga fajar. Setelah terbit fajar, Fairus naik ke sebuah pilar lalu berseru lantang, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Dan aku bersaksi bahwwa Aswad Al-Ansy sesungguhnya adalah seorang pendusta!"

Kalimat terakhir adalah sandi yang telah mereka disepakati Fairus dengan kawan-kawan Muslimin lainnya. Mendengar teriakan Fairus, kaum Muslimin berhamburan ke istana dari segala penjuru. Para pengawal terkejut kebingungan. Perang tanding pun berkecamuk di pagi buta itu.

Fairus kemudian bergegas kembali ke puri dan mengambil kepala Aswad yang telah lepas dari tubuhnya. Begitu kembali ke tengah pertempuran, ia langsung melempar kepala itu ke arah para pengawal istana.

Melihat kepala Aswad menggelinding di hadapan mereka, nyali prajurit istana langsung ciut. Sebaliknya kaum Muslimin kian bersemangat menyerbu dan menyerang musuh-musuh Allah. Pertempuran pun usai, dengan kemenangan di pihak Muslimin.

Begitu matahari mulai menebar kehangatan cahayanya, Fairus menulis surat kepada Rasulullah SAW, menyampaikan kabar gembira bahwa musuh-musuh Allah telah ditumpas habis. "Namun ketika utusan kami sampai di Madinah, mereka mendapati beliau telah berpulang ke Rahmatullah," kata Fairus lirih.

Rasulullah SAW wafat tidak lama setelah menerima wahyu yang mengabarkan bahwa Aswad Al-Ansy telah terbunuh persis saat kejadian. Maka beliau bersabda kepada para sahabat, "Aswad Al-Ansy telah meninggal dunia tadi malam, dibunuh oleh orang yang penuh berkah dan berasal dari rumah tangga yang diberkahi."

"Siapa orang itu, wahai Rasulullah?" tanya para sahabat.

Beliau menjawab, "Fairus... Fairus menang!" (dinukil dari 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni)

Terpopuler