REPUBLIKA.CO.ID, PALESTINA -- Tak bisa dipungkiri, pendistribusan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat di jalur Gaza sangat sulit. Kondisi ini terjadi menyusul adanya blokade dari zionis Israel dan penutupan terowongan oleh pihak Mesir.
Karena itu, proses pendistribusian bantuan yang dilakukan tim kemanusiaan dari Laznas SM pada awal Juni lalu dilakukan dengan dua cara. Dalam siaran persnya kepada ROL, Jumat (4/7), pertama, pembagian dilakukan di gudang. Kedua, pembagian dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah warga untuk diserahkan langsung di depan rumah mereka.
Pada saat tim Laznas BSM melakukan pembagian, cuaca di Gaza sangat panas mencapai 42 derajat selcius. Setelah selesai pembagian sembako ke rumah-rumah yatim dan keluarga fakir, mobil yang kami tumpangi kecepatannya tidak terlalu kencang. Tiba-tiba, di belakang mobil yang kami tumpangi terlihat sepasang suami istri yang berlari berusaha sampai tangannya menggapai berusaha menghentikan laju kendaraaan. Saking tak teganya melihat kondisi mereka, kendaraan yang sudah melaju sekitar 1 km terpaksa dihentikan.
Di bawah terik matahari yang menyegat, sambil tergesa-gesa, sepasang suami isteri itu berusaha meminta bantuan makanan. “Bantulah kami, berikan kami bantuan makanan karena anak kami butuh makanan,” ucap keduanya.
Ya Allah, sangat di sayangkan dan menyedihkan tak satu pun sembako satupun tersisa di dalam mobil yang ditumpangi tim Laznas BSM. Mengetahui bantuan sudah habis, sepasang suami isteri itu pun akhirnya kembali balik arah meninggalkan kendaraan yang ditumpangi tim Laznas BSM.
"Kami berdoa semoga dikemudian hari insya Allah kami dapat kembali lagi dengan membawa bantuan yang lebih banyak tentunya," harap tim Laznas BSM.
Laznas BSM menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para muzakki, donatur, dan Muslim Indonesia yang telah memercayakan memberikan bantuan kepada rakyat Gaza. Tim kemanusiaan Laznas BSM juuga berharap misi kemanusiaan ini dapat berjalan dengan baik dan lebih optimal lagi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika