REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Masalah pemborosan makanan kembali merebak di Makkah. Pemerintah mengumpulkan 5.000 ton makanan sisa di tiga hari pertama Ramadhan.
Dalam laporan arabnews.com, Ahad (6/7), Arab Saudi menghabiskan SR20 Miliar untuk biaya belanja Ramadhan, lebih SR6 Miliar dari jumlah bulan-bulan biasa.
Osama Al Zaituny, salah seorang petugas kebersihan Makkah, mengaku menemukan 28.000 tulang belulang domba dalam dua hari ini. Untungnya, tambah Osama, pemerintah akan memasang 45 kompressor sampah di pusat kota Mekkah, dan juga menyebarkan 8.000 pembersih pada bulan Ramadhan.
Pihak Departemen Perdagangan dan Industri Arab Saudi menyayangkan 45 persen sampah yang dihimpun merupakan makanan. Dalam sehari, sekira 4.500 ton makanan terbuang di Arab Saudi.
Penelitian di Universitas Saudi membuktikan, 30 persen dari 4 juta hidangan menjadi limbah selama bulan Ramadhan ini. Perilaku pemborosan seperti ini, ujar para peneliti, sama sekali tidak dapat diterima.
Kementerian Urusan Agama Islam mendesak masyarakat untuk memasak dalam jumlah kecil sebagai upaya mencegah pemborosan. Kotamadya Qassim berencana membangun pabrik pupuk organik yang terbuat dari sampah makanan di Buraidah. Menurut laporan, sampah yang dapat dihimpun berjumlah 24.000 ton di bulan Ramadhan ini.