REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) pada Rabu (9/7) menembakkan dua rudal jangkuan pendek ke laut dalam rangkaian terakhir peluncuran yang diselang-seling dengan isyarat-isyarat perdamaian kepada Korea Selatan. Seorang juru bicara Gabungan Kepala Staf di Seoul mengatakan dua rudal itu ditembakkan dari Provinsi Hwanghae ke Laut Jepang (Laut Timur).
"Kami menduga itu adalah rudal-rudal balistik jarak pendek," kata juru bicara Um Hoy-Sik kepada AFP dan menambahkan jangkauan tembak itu sekitar 500km.
Resolusi-resolusi PBB melarang Korut melakukakn uji tembak rudal balistik, dan Jepang segera mengecam peluncuran-peluncuran rudal itu. "Kami telah menyampaikan satu protes keras kepada Korea Utara," kata juru bicara penting pemerintah Jepang dalam jumpa pers reguler di Tokyo.
Protes itu disampaikan melalui saluran-saluran diplomatik di Beijing. "Peluncuran-peluncuran rudal terbaru ini melarang resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korut meluncurkan rudal yang menggunakan teknologi rudal balistik," kata kepala sekretariat kabinet Yoshihide Suga.
Ini adalah uji coba rudal keempat yang dilakukan Korut kurang dari dua pekan. Peluncuran-peluncuran sebelumnya dilakukan menjelang kunjungan Presiden Cina Xi Jinping yang dianggap sejumlah pengamat untuk menunjukkan kekesalan atas keputusannya mengunjungi Seoul lebih dulu sebelum ke Pyongyang.
Cina adalah satu-satunya sekutu penting Korut, tetapi kendatipun Xi telah bertemu empat kali dengan Presiden Korsel Kim Geun Hye termasuk dua KTT-- ia belum berembuk dengn pemimpin Korut Kim Jong-Un. Ketika Xi tiba di Seoul 3 Juli, Pyongyang mengumumkan niatnya untuk terus melakukan uji-coba rudal, kendatipun ada protes-protes dari Seoul dan Tokyo.