REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Beberapa hari setelah dikeluarkannya larangan demonstrasi pro-Gaza, ribuan orang kembali menggelar aksinya Rabu (23/7) di Paris. Demo kali ini diselenggarakan secara legal dan diawasi oleh ratusan polisi anti huru hara.
Associated Press melaporkan, para demonstran berjalan melakukan long-march. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Boikot Israel” dan “Israel Pembunuh”. Para demonstran juga mengecam orasi kaum Yahudi di Prancis.
Pemimpin Yahudi mengatakan, lagu anti-Semit pada demo sebelumnya dan serangan pada gereja Yahudi merefleksikan meningkatnya gerakan anti-Semit di Eropa. Perancis merupakan negara di Eropa Barat dengan populasi Yahudi dan Muslim terbesar. Konflik di Timur Tengah sering menaikkan ketegangan di Perancis.
“Hari ini kami berdiri di sini untuk Palestina, karena menurut kami Israel tak tahu malu. Anak-anak terbunuh dan kami tidak tahan melihat itu semua terjadi,” kata seorang demonstran, Fatima El Fetoui.
Para demonstran yang beraksi pada Rabu (23/7) mengatakan bahwa mereka bukan anti-Semit. Mereka hanya menentang aksi Israel di jalur Gaza.
“Anda harus membedakan antara Yahudi dan Israel. Apa yang kami lawan adalah negara Zionis. Kami tidak berperang melawn warga Israel,” kata demonstran lain, Vincent Santoro.
Pada dua demo yang dilarang pekan lalu, sekelompok pemuda menjarah toko dan menyerang polisi. Dua gereja Yahudi di Paris juga diserang pada 13 Juli lalu.