Jumat 25 Jul 2014 08:33 WIB

Kajian Humaira, Berbagi Ilmu untuk Semua (2-habis)

Muslimah mengikuti kajian keislaman.
Foto: Republika/Agung Supriyanto/ca
Muslimah mengikuti kajian keislaman.

Oleh: Hafidz Muftisany

Selain kajian rutin, Humaria juga mengadakan kajian for kids dan for teens. Aniek menerangkan kajian untuk anak-anak digelar setiap bulan hari Ahad pekan pertama. Sedangkan, untuk remaja dua bulan sekali.

Aniek menyebut anak-anak harus dibiasakan untuk mengenal ilmu agama. Dengan membiasakan ikut kajian, anak-anak memiliki pilihan untuk menghabiskan libur tak hanya ke mal. “Model kajiannya seperti dongeng, jadi kisah-kisah nabi dan sahabat. Usia yang ikut dari TK hingga kelas empat SD,” ujar Aniek.

Selain kajian, mereka juga dibekali kenclengan sedekah untuk dibawa pulang. Sebulan kemudian saat kajian berikutnya, uang hasil tabungan itu dikumpulkan untuk bakti sosial. “Kita ajari sedekah sejak dini.”

 

Selain itu, Aniek mengaku untuk kajian remaja agak lebih rumit dibanding anak-anak. Ia mengaku mengumpulkan anak-anak remaja untuk kajian jauh lebih sulit. “Kalau anak-anak masih ikut orang tuanya. Untuk remaja makanya kita selalu hadirkan narasumber publik figur untuk menarik mereka dahulu,” katanya.

Kegiatan besar yang dihelat Humaira, yakni tabligh akbar. Tabligh akbar ini melengkapi kajian rutin dan digelar setiap hari Sabtu per bulannya. Narasumber yang dihadirkan pun narasumber nasional. “Karena kajian di sini sudah sangat banyak. Narasumber lokal sudah mengisi juga. Makanya, sengaja kita hadirkan dari Jakarta,” ujar Aniek.

Saat tabligh akbar pun, hampir 500 jamaah memadati masjid yang baru saja diperluas tersebut. Jamaah tak sekadar datang dari Kota Yogyakarta. “Ada yang dari Magelang, Wates, hingga Solo.” Berbekal broadcast SMS, pamflet dan spanduk, jamaah selalu di-//update kegiatan kajian Humaira.

Narasumber yang dihadirkan tak melulu ustaz atau ustazah. Dari psikolog hingga artis, seperti Peggy Melati Sukma, mengisi tabligh akbar beberapa waktu lalu. Peggy yang kini tampil berhijab itu menceritakan hijrah. “Hijrah tidak ada akhirnya. Setiap orang harus berhijrah untuk berproses menjadi lebih baik,” kata Peggy.

Selain kajian, Humaira juga mengadakan bakti sosial setahun sekali. Dana yang digunakan berasal dari infak saat kajian dan pengumpulan barang bekas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement