REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Bentrokan berdarah antara oposisi Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi dengan aparat keamanan mewarnai lebaran Idul Fitri 1435 Hijriyah di Mesir, Senin (28/7). Sedikitnya empat orang tewas termasuk seorang perempuan muda di Madinat Nasr di Kairo Timur usai shalat Idul Fitri.
Bentrokan sengit terjadi di Qalyubia saat aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membebaskan massa. Di Kota Kairo, aksi unjuk rasa terjadi di beberapa tempat seperti di Madinat Nasr, Giza, Shobra dan Helwan.
Sekelompok pendukung Ikhwanul Muslimin tampak membayangi Bundaran Rabiah Adawiyah, Madinat Nasr tak lama setelah shalat Ied, namun berhasil dibubarkan dengan tembakan gas air mata. Bundaran Rabiah Adawiyah, yang pada tahun lalu dijadikan pusat aksi demi pendukung Moursi, pun segera ditutup dengan kawat berduri dari segala arah untuk menghambat massa memasukinya.
Masjid Rabiah Adawiyah sendiri hingga kini belum difungsikan kendati telah rampung direparasi sejak Oktober tahun lalu oleh pemerintah. Masjid yang diadopsi dari nama sufi wanita terkenal itu sengaja dibakar aparat keamanan saat pembubaran paksa aksi demo pada Agustus tahun lalu yang menewaskan ratusan anggota Ikhwanul Muslimin.
Suasana jalan-jalan di kota Kairo pada Senin (28/7) siang tampak sepi. Masyarakat seperti biasa memenuhi taman-taman rekreasi untuk berleha bersama keluarga usai shalat Ied. Kendati jalanan sepi, penjagaan ketat aparat keamanan dari tentara dan polisi tampak bersiaga penuh di berbagai lokasi seantero ibu kota Negeri Seribu Menara itu.
Tank tempur militer sempat berparade dari Istana Presiden Ettihadiyah di Heliopolis menuju markasnya di Menassah, Madinat Nasr. Parade tank tempur usai shalat Ied tersebut tampaknya untuk mengawal shalat Ied Presiden Abdel Fatah Al Sisi dan Perdana Menteri Ibrahim Mahlab dan petinggi negara lainnya di Masjid Markas Besar Angkatan Bersenjata di Heliopolis.