REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kubu Hamas mengaku bertanggung jawab atas pernyergapan yang mereka lakukan ke saluran jalur Gaza Sabtu siang (2/7) tadi. Salah satu korps sayap bersenjata Hamas, Qassam Brigades menyatakan, satu orang komandan militer Israel bernama Letnan Hadar Goldin mereka amankan dalam penyergapan tersebut.
Namun Hamas membantah telah melanggar gencatan senjata sementara yang diberlakukan sampai hari ini. Qassam Brigades justru menuduh penyergapan itu bermula dari pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan dukungan PBB.
Namun, pernyataan sayap Hamas ini diduga untuk mendahului tuduhan tentang gencatan senjata yang mereka langgar sendiri. Reuters menyebutkan, di sisi lain, Israel menyebut bahwa tujuan mereka mendatangi saluran-saluran bawah tanah di Jalur Gaza ialah untuk menghancurkan terowongan Hamas.
Terowongan-terowongan dekat perbatasan Palestina-Israel tersebut, diketahui merupakan rute Hamas untuk diam-diam melakukan penyerangan ke pasukan Israel. Masih dikutip dari Reuters, Israel mengklaim kerap kali diserbu oleh pasukan bom bunuh diri Hamas yang muncul dari terowongan-terowongan tersebut.
Kejadian terakhir, pernyergap itu terjadi di wilayah Rafah pada Jumat (1/8) sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat. Akibat aksi tersebut dua tentara Israel tewas dan Letna Goldin disekap Hamas.
Penyerbuan dari terowongan yang dilakukan pasukan Hamas ini langsung direspons Israel dengan melakukan serangan brutal ke Rafah. Sebanyak 150 warga Palestina tewas akibat serangan membabi buta tersebut.