Jumat 08 Aug 2014 08:47 WIB

Lennon dan Doa untuk Gaza

Wanita Palestina di Jalur Gaza menggendong anaknya melewati reruntuhan bangunan yang hancur akibat rudal Israel.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra/ca
Wanita Palestina di Jalur Gaza menggendong anaknya melewati reruntuhan bangunan yang hancur akibat rudal Israel.

Oleh: Ustaz Erick Yusuf*

Di halaman 10 terpampang foto dengan tag “pray for Gaza”. Di tengah dinginnya malam di Katumiri, diantara bisikan murottal dan ditemani teh yang sudah dingin. Saya malah teringat lagu “Imagine” yang ditulis John Lennon.

Imagine there's no country, Nothing to kill or die for, Imagine no possesions, No need for greed or hunger... Imagine all the people, Living life in peace. You may say that I'm a dreamer. But I'm not the one only. I hope someday you'll join us. And the world will be as one.

Belum lagi remaja dulu ketika lagu ini pertama dipopulerkan. Beberapa kali saya dengarkan bahkan nyanyikan, namun tetap lagu itu masih berupa lagu untuk saya.

Tapi tidak untuk hari ini! Hari ini lagu itu seakan hidup, mengiang di telinga, menerobos benteng semua suara yang ada. Merobek gendang telinga, ia merasuk ke dalam dada. Di sana dia bercampur dengan rasa sedih, marah, bingung, dan perasaan lainnya lalu diolesi bumbu ketidakberdayaan, sedikit khayalan yang diwadahi banyak, ya banyak sekali harapan.

Hari ini jemari tidak kuasa menulis tentang Gaza, hari ini foto wanita di antara reruntuhan itu seakan lantang berteriak, mendobrak. Ternyata dalam pikiran itu terdapat banyak pintu. Dibukanya satu persatu, tanpa kunci dan tanpa mengetuk, dengan cepat bayangan peristiwa pembantaian Gaza berlari, berhamburan, berserakan, tercecer dalam ingatan.

Mengetahui bahwa peluru yang menembus kepala mereka akan mendapat ganjaran pahala syahid oleh Allah, mengetahui bahwa mereka akan bersama para bidadari surga ketika api membakar, bahwa mereka adalah para penjaga Aqsa yang dimuliakan ketika terkubur reruntuhan, bahwa bayi mereka yang dibom adalah lahir untuk bangun di surga.

Mengetahui bahwa ini bentuk ujian bagi seluruh manusia di dunia membuat kita lebih optimistis dan semakin terpacu untuk segera menjadi orang yang berdaya, yang bermanfaat, yang dapat melakukan sesuatu yang berarti untuk membantu saudara-saudara kita. Ayo ulurkan tangan, harta, pikiran, hati, doa apa pun. Ini ladang amal yang terbuka bagi siapa saja yang mau menanamnya.

Ya Rabb, gantilah seluruh rasa yang berkecamuk ini dengan kedamaian bagi mereka, gantilah seluruh perkataan dan sumpah serapah menjadi doa-doa yang terbaik bagi mereka, dan gantilah ketidakberdayaan Muslim sedunia menjadi pertolongan-Mu. Mari kita semua berdoa untuk Gaza, al-fatihah. Amin Ya Rabb.

“(ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS al-Anfaal: 9).

Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik di sisi Allah adalah yang mengamalkannya.

*Pimpinan lembaga dakwah iHAQi, penulis buku 99 Celoteh Kang Erick Yusuf. @erickyusuf/www.ihaqishop.com.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement