REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Munculnya perempuan memakai hijab dengan mengikuti gaya “jilboops” tidak hanya melanda kota besar di pulau Jawa, di Palembang gaya tersebut juga sudah merambah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (MUI Sumsel) Sodikun melihat gejala dan gaya “jilboops” dengan menampilkan lekuk aurat tubuh yang seharusnya tertutup bisa juga ditemukan di Palembang.
“Mereka ini adalah anak dan adik-adik kita yang berhijab dengan gaya atau style yang berpenampilan menarik namun menarik untuk hal-hal yang negatif. Seharusnya mereka berhijab secara syar’i, bergaya dan menarik minat untuk hal yang positif,” kata Sodikun, Jumat (8/8).
Sodikun mengaku prihatin dengan kondisi yang gaya “jilboops” tersebut. “Kita patut memberikan apresiasi positif kepada adik-adik kita yang mau berhijab. Kualitas jilbab yang mereka pakai seharusnya mampu meningkatkan kualitas keislaman mereka yang sejalan dengan syariahnya,” ujarnya.
Menurut Sodikun, kini saatnya ulama, ustaz, guru dan orang tua untuk mengingatkan anak-anaknya mengenai etika berjibab. “Berhijab syar’i sesuai dengan etika, tidak boleh transparan dan menampakan lekuk tubuh atau aurat dengan memakai pakaian yang ketat,” katanya.
Ia mengatakan, munculnya gaya “jilboops” di remaja putri karena derasnya informasi yang mereka terima terutama yang terkait dengan tokoh idola mereka yang memakai hijab namun dengan gaya “jilboops” tersebut.
“Berjibab atau memakai hijab yang syari itu berpahala tetapi memakai jilbab dengan pakaian ketat dan transparan seperti gaya “jilboops” itu berdosa,” kata Sodikun.