Sabtu 16 Aug 2014 15:57 WIB

Nasib Kebun Binatang di Gaza

Rep: C92/ Red: Julkifli Marbun
Gaza
Foto: [ist]
Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Di tengah serangan militer Israel yang bertubi-tubi, Wasef Hamad mempertaruhkan nyawanya setiap hari. Namun, berbeda dengan penduduk Gaza pada umumnya, Hamad tidak keluar rumah untuk mencari makan bagi keluarganya yang mengungsi, berlindung di sekolah, atau memeriksa rumahnya yang hancur.

Hamad adalah seorang ayah tiga anak. Ia bekerja di Kebun Binatang Bissan sejak tempat wisata ini dibuka tahun 2011. Setiap hari, Hamad menempatkan dirinya dalam bahaya untuk melindungi hewan-hewan di Kebun Binatang Bissan, di Beit Lahiya, Gaza. Hewan-hewan tersebut, seperti singa, monyet, burung untuk, dan hewan lainnya perlahan-lahan kelaparan.

“Saya datang ke sini untuk melihat kondisi mereka, namun saya melihat kematian di mata saya..sebuah bom dari pesawat F-16 jatuh hanya 200 meter dari saya,” kata Hamad kepada Al Jazeera.

Kebun binatang ini menempati 2,5 hektar dari area taman seluas 60 hektar, di dekat perbatasan Israel dan Gaza. Kandang-kandang hewan di sana dikelilingi lapangan sepak bola, perkebunan jeruk dan zaitun, serta tempat bermain anak. Sebuah cabang Universitas Al-Quds terletak di sebelah selatan taman, sementara pusat distribusi bantuan PBB dan sebuah kantor polisi ada di sebelah timur.

Daerah ini sering di bom Israel. Hamad hanya bisa mengunjungi hewan-hewan ketika gencatan senjata 72 jam berlaku pada 5 Agustus lalu. “Lebih dari setengah hewan-hewan itu mati. Kebanyakan terkena pecahan peluru, dan beberapa burung sepertinya mati kehausan,” kata Hamad.

Gedung administrasi Kebun Binatang Bissan yang terdiri dari tiga lantai hancur setelah terkena serangan udara Israel. Satu bom meninggalkan kawah besar dengan kedalaman tiga meter.  Ruang hijau yang ada di kebun binatang yang biasanya digunakan keluarga Palestina dari Beit Lahiya, Beit Hanoun, dan Jabaliya kini menjadi kering dan berwarna coklat.

“Mereka menghancurkan sumur. Rumput tidak disiram selama lebih dari 40 hari,” kata Hamad. “Hampir tidak ada (setetes) air untuk minum manusia,” tambah dia sambil menggeleng, seraya terus berjalan ke kebun binatang.

Saat ini, kandang-kandang di Kebun Binatang Bissan telah berubah menjadi tumpukan logam berkarat dan beton hancur. Bau busuk bangkai hewan tercium pekat di udara. Dalam salah satu kandang, baboon muda jantan berwarna abu-abu duduk, melihat ke arah pengunjung. Sementara itu, seekor baboon betina dan dua baboon muda lainnya terbaring tanpa nyawa di lantai.

“Ia menolak siapapun masuk ke kandang. Ia menyerang teman saya ketika memasuki kandang untuk mengambil bangkai itu,” kata Hamad. Di kandang lain, juga terdapat burung merak yang tak dapat bergerak lagi. 

Hewan-hewan yang selamat dari bom tampak diam. Mereka terlihat seperti hewan yang tertekan. Seekor buaya yang terkenal karena pernah melarikan diri tahun 2012 terlihat sangat jinak, bahkan ketika ada seekor bebek minum air di kolam itu.

Tiga singa di Kebun Binatang Bissan terluka. Kandang mereka lebih dibentengi dari yang lain. Kebun ini awalnya menjadi rumah bagi 50 hewan dan puluhan burung. Namun kini, Hamad mengatakan, tujuh monyet, dua burung unta, rusa, lama, dua bangau, beberapa landak, dan delapan elang tewas.

“Mereka lapar. Membawakan mereka daging perlu situasi yang stabil ketika tempat pemotongan hewan (bisa) bekerja secara teratur membawakan sisa makanan untuk singa,” kata Hamad.

Beberapa hewan hanya bisa bertahan hidup jika warga Palestina yang tinggal di sekitar tempat itu membawakan air selama serangan terjadi. Ibraheem Hnideq yang rumahnya berjarak sekitar 150 meter dari kebun binatang adalah salah satu warga yang peduli terhadap nasib binatang di kebun binatang ini.

“Kami tinggal di sini. Aku dulu sering berkunjung ke kebun binatang dan taman ini,” kata dia kepada Al Jazeera. “Saya pikir, mereka pasti haus karena penjaga kebun binatang tidak datang,” kata pemuda berusia 15 tahun ini.

Ia pergi sendirian membawa air untuk binatang-binatang di sana. Teman-temannya terlalu takut memasuki daerah tersebut. “Aku pergi membawa satu ember. Tapi itu tidak cukup.” kata dia.

Keesokan harinya, beberapa temannya akhirnya bergabung. Mereka menempatkan beberapa ember di dekat kandang burung merak dan menurunkan ember dengan tali untuk para singa.

Sebagian besar hewan di kebun binatang itu diselundupkan ke Gaza dari Mesir melalui terowongan bawah tanah. Karena hampir seluruh terowongan dihancurkan setelah tergulingnya Presiden Mesir Mohamed Morsi tahun lalu, Hamad mengatakan, tidak akan mudah membawa hewan baru untuk mengganti hewan-hewan yang sudah mati.

“Singa-singa juga sakit dan membutuhkan vaksin yang tidak tersedia di sini. Dan kita tidak bisa membawanya dari Mesir lagi,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement