Jumat 22 Aug 2014 20:49 WIB

Berkah Kemerdekaan dan Dakwah Islam (6-habis)

Mantan Presiden RI sekaligus pendiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) BJ Habibie memberikan sambutannya dalam Silaturahmi Kerja Nasional ICMI di Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mantan Presiden RI sekaligus pendiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) BJ Habibie memberikan sambutannya dalam Silaturahmi Kerja Nasional ICMI di Jakarta.

Oleh: Tiar Anwar Bachtiar*     

Akhir tahun 1980-an umat Islam Indonesia mengalami “kebangkitan” baru setelah pada awal abad ke-20 memelopori pergerakan politik untuk bangkit memerdekakan Indonesia.

Kali ini prestasi dakwah Islam telah sampai pada taraf yang belum pernah dicapai selama dua abad sebelumnya.

Gelombang Islamisasi menjangkau sampai ke berbagai elemen umat. Kaderisasi umat yang mulai digarap pada era 1960-an mulai berbuah dengan lahirnya generasi-generasi intelektual Muslim baru.

Puncaknya, para cendekiawan Mus lim berkumpul dan menampilkan kekuatan mereka dalam bentuk berbagai ikatan kelembagaan.

Penggunaan jilbab bagi Muslimah yang sebelumnya sangat terbatas, sejak tahun 1990-an dapat secara bebas digunakan akibat desakan dari intelektual-intelektual Muslim baru ini. Program studi Syariah kini menduduki posisi elite di sejumlah Perguruan Tinggi “Umum”.

Intelektual Muslim baru ini pun tersebar dalam berbagai keahlian hingga umat Islam kini memiliki banyak ahli yang masuk ke hampir semua sektor kehidupan, baik formal maupun nonformal. Lembaga-lembaga pendidikan Islam mulai tampil bukan lagi sebagai lembaga pendidikan kacangan, melainkan menjadi lembaga favorit dan unggulan.

Media masa yang sebelumnya tidak terlalu percaya diri untuk mengangkat simbol-simbol Islam, kini sudah bukan barang aneh Islam dalam berbagai aspeknya yang positif menjadi pokok perbincangan di media massa. (Lihat Riclefs, Islamisasi Jawa, 2014).

Oleh sebab itu, secara performa, sejak tahun 70-an hingga saat ini Islam di Indonesia telah kembali menjadi “agama” mayoritas. Islam tidak lagi diekspresikan secara sembunyi-sembunyi jauh dari ruang publik seperti pada zaman Kolonial.

Perjuangan para mujahidin Islam untuk membebaskan negeri ini dari penguasa kafir yang sangat menindas, baik secara politik, ekonomi, dan terutama keyakinan, buahnya sudah mulai dirasakan saat ini. Wallahu a’lam.

*Peneliti INSISTS/Ketua Umum PP Persis

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement