REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penyelidikan resmi atas tindakan kriminal pembunuhan wartawan Amerika, James Foley, oleh kelompok Islam State of Iraq and Syria (ISIS) mulai dilakukan Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (AS). Mereka menegaskan akan bertanggungjawab terhadap kasus ini.
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dalam Konferensi Pers mengatakan sangat menyesal karena misi untuk menyelamatkan Foley serta tawanan lainnya gagal. Ia menjelaskan pemerintah tengah menyiapkan strategi jangka panjang demi memerangi ancaman ISIS.
Para pejabat Amerika juga membenarkan mengenai tuntutan ISIS sebesar 132 juta dolar AS untuk pembebasan wartawan itu.
"ISIS merupakan kelompok cangih dengan pendanaan berlimpah, seperti kelompok lain yang telah kita lihat," kata Hagel, seperti dikutip dari dari BBC, Jumat, (22/8).
Menurutnya, ISIS tak sekadar kelompok teroris, melainkan mampu menggabungkan kecanggihan strategi dan taktik militer. Sehingga, mereka memiliki dana besar.
"Hal ini di luar apa yang pernah kami lihat, jadi kami harus bersiap dan selalu bersiaga," tambahnya.
Kemarin AS telah melancarkan enam serangan udara. Serangan dilakukan di sejumlah posisi ISIS di Irak utara. Kelompok militan tersebut kemudian membalas dengan mengirim ancaman akan membunuh tawanan kedua.