Selasa 02 Sep 2014 12:26 WIB

Demonstran Anti-PM Pakistan Geruduk Stasiun TV

Nawaz Sharif
Foto: Reuters/Mohsin Raza
Nawaz Sharif

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Ratusan pemrotes yang berusaha menggulingkan pemerintah Pakistan menguasai sebentar stasiun televisi pemerintah Senin, meningkatkan krisis politik di negara yang memiliki senjata nuklir itu.

Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengemukakan kepada AFP satu tim perunding lintas partai dibentuk untuk mendekati kelompok-kelompok oposisi, dalam usaha menghentikan konflik yang telah menewaskan tiga orang dan ratusan lainnya cedera dalam bentrokan antara polisi dan para pemrotes anti-pemerintah.

Transmisi-transmisi dan saluran berita stasiun televisi PTV (Pakistani Television) putus setelah para pemrotes bersenjata tongkat menyerbu gedung yang terletak di "daerah merah" Islamabad yang dijaga ketat. Mereka dihalau pasukan keamanan setelah sekitar satu setengah jam berada di lokasi itu.

Pendudukan itu terjadi setelah bentrokan-bentrokan baru di jalan antara polisi dan para pengikut politisi oposisi Imran Khan dan ulama terkemuka Tahir-ul-Qadri, di mana mereka melemparkan batu ke personil polisi yang membalas dengan menyemprotkan gas air mata.

Perdana Menteri Nawaz Sharif mengeluarkan satu pernyataan singkat membantah laporan-laporan bahwa ia akan segera mundur, setelah melakukan perundingan-perundingan dengan panglima angkatan darat dan para pemimpin parlemen.

Para pendukung Khan dan Qadri melakukan protes di ibu kota Islamabad sejak 15 Agustus dalam usaha menggulingkan Sharif yang mereka tuduh melakukan kecurangan dalam pemilu, yang menimbulkan satu krisis yang meningkatkan kekhawatiran intervensi militer di negara yang separuh dari usianya diperintah militer.

Pada Ahad malam militer menyerukan satu penyelesaian damai, tetapi memperingatkan pihaknya "akan melakukan tindakan untuk menjamin keamanan negara itu".

Seorang tokoh senior dalam partai Pakistan Tehreek-e-Insaaf (PTI) yang dipimpin Khan Senin mengklaim protes itu direkayasa oleh militer, menimbulkan kembali kekhawatiran yang para pengamat dan pejabat pemerintah.

Menhan Asif mengatakan satu tim perunding yang beranggotakan partai-partai politik sedang berusaha memulai perundingan, kendatipun tidak segera jelas apakah Khan dan Qadri akan setuju melakukan perundingan lebih jauh.

Krisis itu meningkat Sabtu malam ketika para pendukung PTI dan Pakistan Awami Tehreek(PAT) pimpinan Qadri berusaha menyerbu kediaman Sharif.

Para pemimpin protes mengklaim bahwa pemilu tahun 2013 di mana Syarif menang terjadi kecurangan, kendatipun para pengawas lokal dan asing menyatakan pemungutan suara itu relatif jujur dan dapat dipercaya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement