REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- AC Milan dinilai gagal menerapkan strategi pengelolaan jangka panjang yang berkelanjutan untuk memperbaiki nasib klub. Selama musim 2013-2014, klub memiliki empat manajer berbeda.
Milan berusaha merebut kembali gelar Liga Champions dengan menunjuk mantan pemain Clarence Seedorf sebelum kemudian digantikan dengan Pippo Inzaghi.
Perubahan manajerial yang terus-terusan akan meninggalkan klub tanpa tujuan. Perlu dicatat bahwa pemain signifikan seperti Robinho, Bojan Krkic dan Antonio Nocerino gagal untuk menangkap kembali kesuksesan mereka di klub seperti sebelumnya. Sedangkan penandatanganan pemain bintang, seperti Stephan El Shaarawy, bernasib buruk dengan cedera konstan musim lalu.
Singkatnya, musim gugur untuk AC Milan terkait dengan banyaknya faktor-faktor di atas yang seluruhnya saling memperkuat menjadi spiral negatif. Sulit untuk meraih gelar Liga Champions sehingga prestise klub ini menurun.
Faktanya, AC Milan musim ini gagal tampil di pentas Eropa yakni Liga Champions maupun Liga Europa. Pemain elite juga gagal menarik jumlah penonton untuk memberikan pendapatan dari pertandingan harian.
Meski demikian, ada rumor yang mengatakan Berlusconi sedang mencari mitra untuk membeli klub tersebut, sehingga ada kemungkinan bahwa pemilik baru lebih bersedia loyal untuk berinvestasi.
El Shaarawy, jika ia bisa tetap fit, bisa menjadi dorongan yang signifikan untuk skuad musim mendatang. Penjualan Mario Balotelli, salah satu aset berharga terakhir klub, bisa menjadi tambahan modal finansial. Smeoga raksasa Milanese bisa mencetak sejarah lagi di musim-musim akan datang.