Jumat 05 Sep 2014 10:58 WIB

10 Tahun Meninggalnya Munir Diperingati di Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Berbagai organisasi mahasiswa Indonesia di sedikitnya empat negara bagian di Australia menyelenggarakan peringatan meninggalnya pegiat hukum Munir 10 tahun lalu. Munir meninggal 7 September 2004 dalam perjalanan menuju ke Amsterdam. Sampai sekarang masih belum ada kejelasan siapa sebenarnya yang mendalangi pembunuhan pegiat hukum dan HAM Indonesia tersebut.

Di Australia, peringatan 10 tahun terbunuhnya Munir dimulai dari Canberra, diinisiasi oleh Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) negara bagian ACT dan Indonesia Synergy. Lalu, peringatan itu menular ke Sydney, Melbourne dan Brisbane.
 
Menurut keterangan yang diperoleh ABC, di Canberra, kegiatan peringatan ini disebut Canberra Menolak Lupa. Isinya antara lain berbagai kegiatan yang dimulai dari  24 Agustus, dengan lomba Sastra menolak lupa di seluruh dunia, 2 September (film, diskusi panel dan musikalisasi puisi munir), juga 6 September (walk for justice).
 
Design poster "Indonesia Menolak Lupa" dan "Canbera Menolak Lupa" juga didesign dalam rangka "Canberra Menolak Lupa", kerja sama dengan designer pecinta HAM di Jakarta. Design tersebut kemudian disebar ke seluruh dunia lewat sosial media.
 
 
Para mahasiswa Indonesia di Canberra setelah diskusi menyambut 10 tahun meninggalnya Munir. (Photo: PPIA ACT)
 
Selain di Canberra, di Universitas New South Wales Sydney pada Rabu (3/9) juga diselenggarakan acara memperingati meninggalnya Munir tersebut dengan pemutaran film dan diskusi. Pada Jumat (5/9), PPIA Universitas Queensland di Brisbane menyelenggarakan diskusi dengan tema: "BRISBANE Menolak Lupa – Peringatan 10 Tahun Munir dan Perkembangan HAM di Indonesia".

Dalam diskusi ini yang akan menjadi pembicara adalah dosen Kajian Indonesia di Universitas Queensland Dr Annie Pohlman dan dua mahasiswa asal Indonesia yang sedang menyelesaikan pendidikan doktoral di universitas tersebut  Ririn Tri Nurhayati dan Pan Mohamad Faiz. Sebelum diskusi akan diawali dengan pemutaran Film tentang Munir.

 
Di Melbourne, pada Ahad (7/9) para mahasiswa dan warga Indonesia lainnya akan berkumpul di Federation Square guna memperingati hal yang sama. Menurut Adnan Topan Husodo, yang pernah bekerja di Indonesian Corruption Watch (ICW) dan sekarang sedang melanjuktan pendidikan di University of Melbourne. kegiatan di Fed Square tersebut mirip dengan aksi Kamisan yang biasa dilakukan di Indonesia.
 
Kegiatan memperingati 10 tahun meninggalnya Munir di Australia ini menurut Bhatara Ibnu Reza memang digagas oleh beberapa mahasiswa asal Indonesia yang sekarang sedang melanjutkan pendidikan di Australia. "Gagasan itu kemudian kami sebarkan ke rekan-rekan PPIA, yang kemudian menyelenggarakan acara baik di tingkat negara bagian maupun di tingkat universitas." kata Bhatara yang sekarang menempuh pendidikan doktoral di UNSW kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya.
 
Beberapa mahasiswa yang sebelumnya menjadi aktivis atau berkecimpung di bidang bantuan hukum, HAM, dan pemantauan korupsi saat ini sedang menempuh pendidikan lanjutan di Australia. Bhatara sebelumnya pernah menjadi aktivis Imparsial. Usman Hamid yang pernah bekerja dengan almarhum Munir, sekarang sedang menempuh pendidikan di Australian National University di Canberra.
 
Ketua Umum PPI Canberra, Shohib Essir  menyatakan bahwa peringatan 10 tahun meninggalnya Munir yang diberi judul "Canberra Menolak Lupa " ini didasarkan pada tekad untuk menolak melupakan kekerasan yang terjadi di masa lalu. Ia juga menegaskan bahwa organisasi pelajar seperti PPI tidak akan mendiamkan ketidak-adilan. “Ilmu pengetahuan hadir bukan untuk dirinya sendiri, tapi ia hadir untuk perubahan sosial,” kata Shohib.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement