Rabu 10 Sep 2014 16:29 WIB

Tayangan Ulang Sangat Diperlukan dalam Sepak Bola

Rep: C61/ Red: Erik Purnama Putra
Wasit Graham Poll.
Foto: Reuters
Wasit Graham Poll.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Mantan wasit Liga Primer Inggris, Graham Poll menyatakan, tayangan ulang televisi sangat diperlukan dalam sepak bola. Hal tersebut untuk mengetahui fakta di lapangan, bagi pelatih, dan juga pemain. Sehingga jika mereka protes dengan keputusan wasit bisa langsung melihat tayangan tersebut.

Sebelumnya, Presiden FIFA Sepp Blatter sangat ingin menerapkan sistem tersebut ke dalam sepak bola. Agar pemain maupun pelatih bisa memprotes dengan video tersebut, jika keputusan wasit dianggapnya tidak adil. “Ide Blatter merupakan ide yang bagus,” ujar Poll dilansir, BBC Sport, Rabu (10/9).

Sayangnya, kelicikan pemain sepak bola tidak mungkin sepenuhnya hilang. Sebab ulah nakal itu adalah fakta kehidupa dalam sepak bola. Sehingga, kata Poll wasit, membutuhkan bantuan, salah satunya dengan tayangan ulang tersebut.

Jika ide  Blatter tersebut diterapkan, maka dalam satu pertandingan akan ada jeda waktu untuk mendiskusikan tayangan tersebut. Namun, itu dilakukan hanya, jika ada sesuatu yang membuat permainan berhenti saat pertandingan berlangsung.

Poll menyorot kasus handball, ia merujuk pada mantan penyerang timnas Prancis Thierry Henry, yang secara sengaja melakukannya di pertandingan playoff kualifikasi Piala Dunia 2010 melawan Irlandia. Padahal sangat jelas bola tepat mengenai tangan Henry sebelum mengirim assist kepada William Gallas, yang akhirnya mencetak gol, dan menyingkirkan Robie Keane dan kawan-kawan.

Menurut Poll kasus tersebut, sebagai contoh insiden yang bisa dituntaskan dengan tayangan ulang video pertandingan. Selanjutnya, sistem yang sudah digunakan dalam cabang olahraga  merican Football, baru akan uji coba di Piala Dunia FIFA U-20 2015 di Selandia Baru.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement