REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pembelian Bank Mutiara oleh J Trust dinilai melegakan. Alasannya karena perusahaan asal Jepang itu bisa menyediakan apa yang dibutuhkan Bank Mutiara.
Pembelian Bank Mutiara dipandang sebagai hal sederhana oleh pengamat ekonomi Fauzi Ichsan. Ia mengatakan pembeli Bank Mutiara harus memiliki modal dana tunai sebab itulah yang dibutuhkan bank yang sebelumnya bernama Bank Century itu.
Ia melihat wajar jika tender dimenangi J Trust dan bukan bank nasional karena bank nasional menawarkan diri dengan menggunakan surat berharga negara atau obligasi saat rekapitalisasi. Ia juga menilai J Trust berani mengambil resiko besar atas pembelian Bank Mutiara.
''Pembeli Bank Mutiara harus siap tidak hanya soal modal, tapi legal. Belum lagi jika undang-undang baru mengenai kepemilikan asing yang maskimal 40 persen,'' kata Fauzi, Senin (15/9).
Jika pembatasan itu diterapkan, kata Fauzi, J Trust bisa terbentur. Sementara bank nasional juga tidak mampu membeli.
Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono juga menyampaikan kelegaannya atas terjualnya Bank Mutiara. ''Alhamdulillah kalau sudah laku. Bagus untuk negeri kita. Selisih biaya yang dikeluarkan LPS dengan hasil penjualan menjadi biaya krisis,'' tulis Sigit melalui pesan singkat.