REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- General Manajer Arema, Ruddy Widodo, mengakui pemasukan klub dari penjualan tiket pertandingan kandang mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.
Pada musim kompetisi tahun lalu, setiap pertandingan kandang, Arema mampu meraup pendapatan sekitar Rp 600 juta hingga Rp 1 miliar. Itu tergantung grade pertandingan.
''Sedangkan pada musim ini, hanya sekitar Rp 300 hingga Rp 400 juta pada setiap laga kandang,'' kata Ruddy, seperti dikutip Antara, Sabtu (20/9).
Banyak faktor yang menyebabkan turunnya pemasukan dari tiket penonton. Namun, faktor yang paling berpengaruh adalah pembagian wilayah menjadi dua, yakni barat dan timur.
Dengan pembagian wilayah ini, Arema tidak bertemu dengan tim-tim papan atas yang menyedot penonton, seperti melawan Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, Mitra Kukar, dan klub-klub papan atas lain yang berada di Grup Timur.
"Dibaginya kompetisi menjadi dua wilayah sangat berpengaruh pada jumlah penonton yang menyaksikan langsung dan hadir di Stadion Kanjuruhan Kepanjen. Jauh berbeda dengan musim lalu yang satu wilayah, semua tim bertemu dan jumlah pertandingan kandang juga lebih banyak," ujarnya.
Pada musim ini, pertandingan dibagi menjadi dua wilayah. Selama babak penyisihan grup, Arema hanya melakoni laga kandang sebanyak 10 kali dan banyak digelar pada hari-hari kerja.
Berbeda dengan musim lalu yang jadwalnya padat dan laga kandang Arema sebanyak 17 kali dan sebagian besar digelar pada hari libur Sabtu dan Minggu.