Oleh: Hannan Putra
Kebanyakan umat Islam dengan mudahnya melontarkan kata-kata tak baik kepada saudaranya. Padahal, kata- kata yang keluar dari mulut seorang Muslim bagaikan doa.
Itulah alasannya, tidak diperbolehkan mengeluarkan kata-kata laknat. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya." (HR Bukhari).
Disayangkan lagi, justru kata-kata laknat, umpatan, dan makian kerap keluar dari mulut orang tua kepada anaknya sendiri. Seharusnya, perilaku ibunda Syekh Abdurrahman as-Sudais menjadi pelajaran betapa doa orang tua adalah sesuatu yang mustajab.
Sehingga, amanah Allah yang dititipkan berupa anak seharusnya diperlakukan dengan baik, bukan justru dengan umpatan kala seorang anak melakukan kesalahan.
Doa adalah kekuatan orang beriman. Doa bisa menyelamatkan seseorang dari bencana. Doa bisa mengubah takdir yang telah digariskan. Allah SWT berfirman, "Katakanlah: Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut yang kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan), 'Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur'."(QS al-An'aam [6] : 63].
Doa juga yang menyambung kekuatan batin dari umat Islam meski mereka tidak pernah bertemu. Kala Ramadhan 2013, Imam The Grand Mosque Kuwait pernah diprotes para jamaah. Ketika itu, doa-doa qunut untuk Palestina yang tengah diserang Israel sangat marak. Sayangnya, sang imam hanya membaca sepatah doa saja untuk Palestina.
Para jamaah protes, mengapa doa untuk Palestina sangat pendek ketika qunut. Pada shalat Tarawih sebelumnya, malah doa untuk Palestina tidak ada sama sekali. Bagi jamaah, mungkin secara fisik mereka tidak bisa langsung hadir di Palestina dan membantu saudara-saudaranya.
Tapi, mereka merasa berkewajiban mengirimkan doa khusus untuk kaum Muslimin Palestina. Ketika ada doa yang terlewatkan untuk saudaranya, mereka ramai-ramai protes. Inilah bentuk doa sebagai kekuatan orang beriman.
Zionis dengan seluruh kemajuan persenjataan mungkin cukup ketakutan dengan kekuatan doa. Roket-roket dari pejuang Palestina mungkin bisa ditangkal dengan iron drone, tapi dengan apakah mereka akan menangkal doa-doa kaum Muslimin?