Rabu 01 Oct 2014 19:00 WIB

Pasukan Kurdi Rebut Pos Perbatasan dari ISIS

peshmerga atau milisi Kurdi di Irak
Foto: VOA
peshmerga atau milisi Kurdi di Irak

REPUBLIKA.CO.ID, ARBIL -- Pasukan Kurdi Irak mengusir para petempur ISIS dari pos pelintasan perbatasan strategis dengan Suriah Selasa dan mendapat dukungan dari kelompok Sunni, dalam satu keberhasilan paling besar sejak pasukan pimpinan Amerika Serikat mulai membom kelompok garis keras itu.

Kemenangan itu, yang dapat membuat makin sulit bagi kelompok ISIS untuk beroperasi di kedua sisi perbatasan itu, juga dicapai dengan bantuan dari warga Kurdi di daerah Suriah dari perbatasan itu.

Para petempur Peshmerga Kurdi Irak menguasai pelintasan perbatasan Rabia dalam satu pertempuran yang dimulai sebelum Selasa fajar, kata satu sumber politik Kurdi Irak.

"Itu adalah tempat perlintasan paling penting dan strategis," kata sumber itu. (Baca: Bukan ISIS, Ebola yang Pertama Susup ke AS)

Partisipasi dari para petempur warga Sunni menghadapi ISIS yang kini berganti nama IS (Islamic State) dapat membuktikan sebagai satu perkembangan penting dalam gerak majunya.

Para anggota suku Shammar yang berpengaruh, salah satu dari terbesar di Irak barat laut, bergabung dengan para petempur Kurdi dalam pertempuran itu, kata seorang tokoh suku itu. (Baca: Kata Kasparov, Putin Ancaman Terbesar Dunia bukan ISIS)

"Rabia telah dibebaskan sepenuhnya, semua petempur Shammar membantu pasukan Peshmerga, ada kerja sama penuh antara kami," kata Abdullah Yawar, seorang anggota terkemuka suku itu kepada Reuters.

Ia mengatakan kerja sama itu adalah hasil dari satu kesepakatan dengan presiden wilayah Kurdi Irak setelah tiga bulan perundingan untuk menggabungkan kekuatan menghadapi "musuh bersama".

Mendapat dukungan dari kelompok Sunni adalah satu bagian penting dari strategi yang membantu militer Amerika Serikat mengalahkan kelompok ISIS dalam operasi tahun 2006-2007.Washington mngharapkan pemerintah baru Irak dapat mengulangnya.

Rabia terletak di jalan raya utama yang menghubungkan Suriah dengan Mosul, kota terbesar di Irak utara, yang para petempur ISIS rebut Juni pada awal serangan kilat melalui wilayah utara yang berpenduduk mayoritas Sunni Irak yang menggemparkan Timur Tengah.

Dua belas mayat petempur ISIS tergeletak di pelintasan itu setelah pertempuran itu, kata Hemin Hawrawi, ketua departemen hubungan luar negeri Partai Pekerja Kurdistan (PKK), salah satu dari partai-partai Kurdi Irak di Twitter.

Para petermpur Kurdi Suriah mengatakan mereka juga ikut bertempur. "kami mempertahankan Rabia, berusaha mengkoordinasikan aksi dengan Peshmerga melawan ISIS," kata Saleh Muslim ketua Partai Uni Demokrasi Kurdi (PYD) yang berpangkalan di Suriah.

Jika Rabia dapat dikuasai,merebutnya kembali adalah salah satu keberhasilan-keberhasilan terbesar sejak pasukan pimpinan AS mulai membom pangkapalan-pangkalan ISIS di Irak,Agustus lalu.

Washington memperluas operasinya ke Suriah pekan lalu dalam satu usaha untuk mengalahkan para petempur ISIS yang telah menguasai daerah-daerah Sunni di kedua negara itu, membunuh para tahanan dan mengusir para warga Kurdi.

AS mengharapkan serangan-serangan yang dilakukan dengan bantuan sekutu-sekutu Eropa di Irak dan angkatan udara Arab di Suriah juga akan memungkinkan pemerintah dan pasukan Kurdi di Irak, dan kelompok Sunni yang moderat di Suriah untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai ISIS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement