REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG-- Demonstran pro-demokras di Hong Kong kembali terlibat bentrok dengan polisi di luar komplek kantor pemerintahan, pada Jumat (3/10) pagi. Padahal sebelumnya telah tercapai kesepakatan untuk melakukan pembicaraan.
Channel News Asia melaporkan, meski sebagian besar demonstran telah pulang pada pagi hari, tapi lebih dari 100 demonstran masih berjaga di luar komplek pemerintahan. Demonstran skeptis atas hasil diskusi dengan pemerintah Kepala Eksekutif Leung Chun-ying, akan meredakan ketegangan.
Pada Jumat, Cina menegaskan kembali sikap kerasnya terkait pemilihan suara 2017 mendatang untuk pemimpin Hong Kong. Cina mengatakan, tak ada ruang untuk membuat konsesi pada prinsip-prinsip penting.
Polisi yang berjaga di komplek pemerintahan, diblokade oleh sekitar 100 demonstran pada Jumat pagi. Seorang perwira yang sakit dan memerlukan ambulan, bahkan kesulitan keluar dari kerumunan. Para pengunjuk rasa menuduh polisi berbohong, di mana akhirnya polisi memaksa membuka jalan supaya ambulan dapat melewati demonstran.
Demonstran masih menuntut kepala eksekutif Hong Kong untuk mundur. Demonstran juga tak puas dengan perwakilan yang ditunjuk pemerintah untuk berbicara dengan mereka.
"Saya pikir dia menghalangi orang-orang untuk menyuarakan pandangan mereka. Mulai sekarang aku akan menginap. Kami harap Leung dapat menyelesaikan masalah dan memenuhi tuntutan kami sekarang," kata salah seorang demontran, Abigail Hon, pada Jumat pagi.
Sementara itu kelompok Occupy Central mengatakan menyambut pembicaraan. Mereka menambahkan pihaknya berharap mereka akan memberikan titik balik terkait kebuntuan politik saat ini. Tapi tak jelas kapan pembicaraan akan dimulai.