REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Klub-klub sepak bola profesional Spanyol telah memangkas utang mereka terhadap kantor pajak negara sekitar 200 juta euro sejak Perdana Menteri Mariano Rajoy menduduki jabatannya pada Desember 2011.
"Pada awal legislatif ini, klub-klub sepak bola memiliki utang lebih dari 700 juta euro dan sekarang (utang) itu sekitar 500 juta euro," kata Menteri Anggaran, Cristobal Montoro, dalam wawancara dengan radio Onda Cero.
"Apa yang telah kami kerjakan adalah meminta mereka membayar pada sektor lain. Klub-klub sepak bola merupakan perusahaan-perusahaan dan perusahaan-perusahaan ini semestinya tidak didanai oleh seluruh warga Spanyol," tambahnya.
La Liga, liga teratas sepak bola Spanyol yang diikuti oeh Real Madrid dan Barcelona, merupakan rumah bagi para pemain bintang seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, nama-nama pesepak bola paling populer di seluruh dunia.
Namun tim-tim sepak bola Spanyol tidak imun terhadap masalah-masalah ekonomi Spanyol. Masalah yang dimulai ketika munculnya masalah gelembung properti pada 2008, yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan menyebabkan utang publik negara itu membesar.
Otoritas-otoritas Spanyol telah memberi toleransi terhadap kendurnya keuangan klub-klub secara tradisional, karena prestis dan popularitas yang mereka bawa ke negeri itu di mana hasrat pada permainan itu sangat tinggi.
Dihantam krisis keuangan yang telah membawa Spanyol menuju resesi, pemerintahan konservatif Rajoy pada 2012 menandatangani kesepakatan dengan liga sepakbola agar hutang-hutang klub kembali dibayar secara bertahap.
Di bawah kesepakatan dari musim 2014/2015, klub-klub akan wajib mendepositkan 35 persen dari pemasukan mereka dari hak-hak televisi dengan liga, dan itu akan digunakan sebagai keamanan terhadap mereka yang gagal membayar tepat waktu kepada otoritas pajak.
Tujuan jangka panjang metode ini adalah menyelesaikan semua utang pajak klub pada 2020.