Senin 06 Oct 2014 16:00 WIB

ISIS Sebarkan Pembongkaran Makam Rasul

Anggota Pencak Silat Pagar Nusa Nahdatul Ulama (NU) memperagakan aktraksi bela diri di Gelora Bung Karno saat peringatan Hari Lahir PBNU ke-85, Jakarta, Ahad (17/7).
Foto: Antara
Anggota Pencak Silat Pagar Nusa Nahdatul Ulama (NU) memperagakan aktraksi bela diri di Gelora Bung Karno saat peringatan Hari Lahir PBNU ke-85, Jakarta, Ahad (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–-Meski Kerajaan Arab Saudi membantah rencana pembongkaran dan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW masih menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Muslim. Indikasi keterlibatan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) sebagai penyebarnya menyeruak.

“Isu pembongkaran makam Nabi ini sebenarnya dari ISIS,” papar Dewan Khos PP PSNU Pagar Nusa KH Nuril Arifin Husein KH Nuril Arifin Husein, Senin (6/10).

Indikasi tersebut juga tersebar saat dilakukan bahtsul masail (pembahasan masalah-masalah) Pagar Nusa medio bulan September 2014 lalu. Hadir dalam kegiatan tersebut, Penasehat PP PSNU Pagar Nusa KH Fuad Anwar,  politisi PKB Imam Nahrawi  sebagai Mushoheh.

Mendapati kenyataan isu tadi, para ulama mendorong Pagar Nusa agar mempertahankan sikap tegasnya. "Kemanapun dipindahkan dan apapun alasannya, pemikiran itu merusak kehormatan Rasulullah,” tegas Ketua Umum PP PSNU Pagar Nusa Aizzudin Abdurrahman.

Untuk menguatkan keputusan bahtsul masailnya, PP PSNU Pagar Nusa menggandeng Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU KH Arwani Faisal, KH Abdussalam Shohib dan KH Ali Makki Zaini (Ketua dan Sekretaris Forum Musyawarah Pondok Pesantren Se-Jawa Bali), dan Suwadi D. Pranoto sebagai perumus.

Dalil mengharamkan pembongaran dan pemindahan makam Rasulullah menggunakan Alquran Surat Annisa’ ayat 164, hadist yang diriwayatkan oleh Imam Attarmidzi, Ibnu Majjah, dan sahabat Ibnu Umar yang tertera dalam kitab Ihya’ Ulumuddin Juz I halaman 259, Kitab Ihya’ Ulumiddin Juz I halaman 260 dan 272, serta Kitab Ihya’ Ulumiddin Juz IV halaman 455.

 

“Kami akan sampaikan langsung keputusan bahtsul masail ini ke Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi di Jakarta, meminta pernyataan tertulis bahwa rencana tersebut tidak akan pernah dilakukan lagi di waktu mendatang dan kita juga meminta kepada PBNU untuk mempelopori usulan pengawasan dua kota suci, Makkah dan Madinah dibawah organisasi Islam dunia” tegas Gus Aiz.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement