REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL-- Mario Balotelli selalu tampil bak superstar yang selalu dipuji dan bahkan mendapat julukan tersendiri seperti Super Mario. Namun sayangnya itu tidak berlaku di Anfield.
Etos kerja yang dibangun di sini merupakan permainan yang ketat dimana setiap orang harus melakukan yang sama. Satu sama lainnya saling berkaitan, jika salah satu bagian skuat gagal maka kinerja mereka akan gagal, seperti yang terjadi di Basel.
Manajer Liverpool, Brendan Rodgers membuat keputusan sulit untuk memperingati Balotelli. Pemain tersebut kerap kali membuat masalah dengan penampilannya di lapangan hijau. Dia memberi pesan singkat kepada pemain berusia 24 tahun itu yang berisi 'Cara saya atau cara utama. Atau lebih tepatnya cara kita'.
Itulah sebabnya Balotelli tidak diturunkan dalam Starting line up kontra West Brom, Sabtu (4/10) di Anfield. Bahkan kelakuannya di lapangan yang berdiri dengan tangan di pinggul seolah merendahkan pemain lain.
Rodgers pun memasukkan pemain Italia itu di menit akhir dan menempatkan posisi Steven Gerrard di belakang striker bernomor 45 itu.
Dengan begitu, diharapkan dapat membuka mata Balotelli. Bersama Gerrard, dia tida bisa bermain seenaknya dan merendahkan rekannya. Atau memerintah untuk memberikan bola pada Balotelli. Dia menunjukkan rasa hormat pada sang kapten, bahkan mengaku jika Gerrard adalah ikon Liverpool.
"Steven adalah pemain yang membuat permainan terlihat sederhana dan Mario tahu bahwa dia bermain dengan salah satu pemain terbaik," ujar Rodgers seperti dilansir dari Mirror, Senin (6/10).
Menurut manajer tim, Gerrard adalah seorang superstar dimana banyak pemain lain berharap bisa bermain bersama dengan pemain berusia 34 tahun itu. Selain melakukan upaya tersebut, Rodgers juga telah memeriksakan psikologi Balotelli agar anak asuhnya itu bisa mengikuti etika The Reds.