REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Pemerintah Myanmar mengumumkan, telah membebaskan lebih dari 3.000 tahanan. Presiden Thein Sein mengatakan, telah mengampuni mereka demi perdamaian dan stabilitas.
Koresponden BBC Myanmar mengatakan, indikasi awal menujukkan bahwa beberapa dari tahanan yang dibebaskan merupakan mantan perwira intelijen militer. Sebagian besar tahanan politik di Myanmar dibebaskan sebagai bagian dari proses reformasi.
Kelompok hak asasi manusia memperkirakan ratusan lainnya masih ditahan. Presiden Thein Sein, yang merebut kekuasaan pada 2010, berjanji untuk membebaskan semua tahanan politik.
Kebanyakan dari mereka yang akan dibebaskan dalam kelompok terbaru ini, diperkirakan hanya melakukan kejahatan ringan.