Ahad 12 Oct 2014 12:11 WIB

Ketakutan Hancurnya Negara Israel (2-Habis)

Bendera Israel (ilustrasi)
Foto: Antara
Bendera Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Ketiga, Israel memiliki strategi untuk memperkuat Kaukasus guna menghadapi Iran. Ruslan menjelaskan Israel sangat ngotot agar Georgia dan Azerbaijan memiliki militer yang kuat.

"Majalan Iran Al-Hayat beberapa waktu lalu menyatakan kehadiran Israel di Kaukasus secara tidak langung merupakan bentuk kolonisasi. Mengutip dari sumber parlemen Iran, Kaukasus kini dipenuhi agen Mossad yang bekerja menghadapi Iran," ucap dia.

Yang menjadi masalah, Lanjut Ruslan, Israel tidak bisa secara terbuka menanamkan pengaruhnya di Kaukasus. Dalam situasi ini, mereka melakukan ekspansi ekonomi, budaya, dan kemanusiaan. "Kedoknya beragam. Yang intinya, menggerakan komunitas Yahudi Kaukasus," ucapnya.

Wartawan Rusia, Nadezhda Kevorkova melaporkan banyak jendral, politikus dan pembuat kebijakan di Kaukasus Utara secara teratur mengunjungi Israel. Mereka di sana bertukar keahlian. Laman berpengaruhm Caucasian Policy menuliskan banyak petugas kepolisian Kaukasus Utara menerima kewarganegaraan Israel dan menjalin hubungan informal dengan rekan-rekan di Tel Aviv.

"Bisa dikatakan, Dagestan dan Kaukasia lainnya telah mempraktikan metode tekanan, pengangkapan, interograsi, dan pembunuhan yang telah lama didesain di Israel," tulis laman tersebut.

Keempat, dalih Israel melalui kerjasama ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, dan keamanan. Ruslan menyebutkan ada beberapa kebijakan Rusia yang meniru model Israel. Misalnya, kepolisian wisatawan Rusia dilatih Israel guna melindungi tujuh wilayah Rusia, seperti Dagestan, Cechnya, Ingushetiya, Karachay-Cherkessia dan lain-lain, yang merupakan kantong Yahudi. Konsep perlindungan ini dikembangkan ahli Irael.

"Ahli Kaukasia dan Muslim melihat dalam proyek ini menjadi penetrasi agen intelijen Israel di seluruh wilayah Kaukasus Utara," kata Ruslan.

Menurut ahli Kanada Lev Gunin, beberapa laporan menunjukkan ribuan pekerja tengah mengerjakan proyek di Kaukasus untuk Israel . Ribuan intelijen Israel dan agen militer terlibat. General Levy membenarkan itu dengan menyebut akan dibangun dinding antara Palestina dan Yerusalem. Di Kaukasus, pihaknya mengunakan teknologi yang meliputi 500 kamera, drone, balon, dan sensor.

"Jadi tidak ada tempat yang tidak bisa kami lihat," kata dia.

Ahmadnabiev mengatakan dinding itu merupakan kamp konsentrasi bagi Palestina."Itu sangat jelas," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement