REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semasa era keemasan Islam, wilayah kekuasaan Muslim mencakup Afrika. Pertanyaannya, dimanakah Adzan pertama kali berkumandang di bumi Afrika.
Sejarah mencatat, Kairouan adalah kota pertama di Afrika terdengar kumandang Adzan. Saat itu, Kairouan, adalah pusat politik, ekomomi dan kebudayaan Islam di Afrika. Posisinya saat ini masuk dalam wilayah Tunisia.
Oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Badan PBB untuk masalah kebudayaan dan peninggalan sejarah (UNESCO) pada tahun 2009 menetapkan Kairouan menjadi ibu kota kebudayaan islam dan kota bersejarah dunia.
Di masanya, Kairoan memiliki posisi penting. Apalagi ketika Andalausia masuk ke dalam wilayah Islam. Semasa penaklukan Ummayah itu, Kairouan yang dibangun pada tahun 670 oleh Uqba bin Nafi ini merupakan pusat logistik dan militer.
Itu sebabnya, detail lanskap Kairouan ini lebih banyak didominasi bangunan benteng. Meski berposisi sebagai kota militer, kehidupan warganya sangat dinamis. Wajah Bazaar, ibu kota Kairouan menjadi pusat segala kegiatan warga Bazaaris, sebutan warga ibu kota.
Di Bazaar, Anda akan menemukan sumur bersejarah Barutta. Di era modern, sumur ini menjadi salah satu objek wisata favorit di Tunisia. Pada masanya, sumur ini dibangun guna menyediakan air bagi warga kota yang menderita kekurangan air.
Berjalan sejenak ke pusat kota, Anda akan menemukan masjid yang dibangun pada abad ke-7. Di masjid inilah, untuk kali pertama Adzan berkumandang di Afrika. Masjid ini dibangun oleh Uqba bin Nafi pada tahun 671. Saat ini, usia masjid sudah mencapai 1.343 tahun. Sudah beberapa kali, masjid ini mengalami renovasi.
Bila dilihat, masjid ini sangat dipengaruhi gaya arsitektur Islam dan Romawi. Menara masjid menujukan perpaduan itu. Begitu pula dengan pilar-pilar masjid yang memperlihatkan sentuhan Romawi (Column). Pakar sejarah menyakini, sebelum dibangun bani Ummayah, Kairouan merupakan desa Romawi yang dikenal Kamunia.