REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Amerika Serikat mendesak dilakukan investigasi segera, transparan dan menyeluruh atas insiden pemukulan terhadap demonstran Hong Kong yang diborgol. AS mengaku sangat khawatir atas laporan kebrutalan polisi tersebut.
"Kami kembali meminta pemerintah Hong Kong untuk menahan diri dan bagi pengunjuk rasa agar menyampaikan pendapat dengan damai," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki, dikutip dari AFP, Kamis (16/10).
Televisi Hong Kong TVB menayangkan video pemukulan seorang demonstran oleh polisi berpakaian sipil. Demonstran tersebut dipukuli dalam keadaan terborgol. Akibatnya, aktivis tersebut menderita lebam di sekujur tubuh dan harus dirawat di rumah sakit.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Inggris akan mendukung hak dan kebebasan Hong Kong, termasuk hak seseorang, hak berbicara, media dan berkumpul. Juru bicara Cameron mendesak polisi dan pengunjuk rasa menahan diri.
Polisi mengatakan tujuh orang petugas telah diidentifikasi terkait dengan video itu dan mereka akan dipindahkan dari jabatannya. Kepala keamanan Lai Tung-kwok berjanji akan melakukan penyelidikan yang adil.