Jumat 17 Oct 2014 15:31 WIB

BTN Berencana Turunkan Bunga KPR

Rep: Budi Raharjo/ Red: Winda Destiana Putri
Aktivitas pelayanan dibanking hall salah satu kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah di Jakarta, Jumat (15/8).
Foto: Republika/Prayogi
Aktivitas pelayanan dibanking hall salah satu kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah di Jakarta, Jumat (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BTN) akan menurunkan suku bunga pinjamannya setelah melalui kajian mendalam. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan kajian penurunan suku bunga pinjaman ini dilakukan untuk melayani kepentingan rakyat.

BTN, kata Maryono, tidak serta merta mengikuti jejak bank-bank lain yang menurunkan suku bunga pinjamannya. Alasannya, sejak lama BTN juga tidak menaikkan suku bunga pinjamannya. Pada saat beberapa bulan lalu bank-bank lain menaikkan bunga pinjamannya, BTN justru mempertahankan bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) yang diberikan kepada nasabahnya.

"Karena sifat kredit BTN jangka panjang," ujar Maryono di Jakarta, Jumat (17/10).

Karena sifatnya jangka panjang, Maryono menjelaskan, bunga pinjaman BTN tidak terpengaruh sentimen yang bersifat jangka pendek. Naik atau turunnya bunga pinjaman BTN tak dipengaruhi faktor-faktor sementara. "Bank lain menurunkan bunganya, saya tidak tahu mungkin dulu mereka juga lebih dulu menaikkan bunganya," kata dia.

Saat ini total aset bank pelat merah ini mencapai Rp 142 triliun. Bunga pinjaman BTN rata-rata sebesar 11 persen. Maryono menegaskan BTN akan tetap konsen melayani pembiayaan perumahan. Tahun depan perseroan berencana meningkatkan pendapatan nonbunga, fee based income.

Mengandalkan transaksi e-money, BTN ingin mendongkrak pendapatan fee based income menjadi 50 persen sampai 60 persen.

Tahun lalu kenaikan pendapatan dari fee based income sebesar 45 persen. Sekitar 85 persen porsi pembiayaan BTN disalurkan untuk sektor perumahan. Untuk mencari solusi persoalan perumahan di Tanah Air, BTN meluncurkan Housing Finance Center (HFC).

Maryono menjelaskan BTN HFC akan menjadi pengelola pusat pembelajaran perbankan dan riset perumahan yang profesional di Indonesia. Lembaga ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi para pelaku bisnis di sektor pembiayaan perumahan. "Dengan HFC, kami merambah riset dan advisory di bidang perumahan," ujar Maryono.

Ke depan, BTN HFC akan menjelma menjadi lembaga yang memiliki kompetensi besar dengan spesialisasi kuat. BTN HFC memiliki tiga fungsi utama yaitu learning center, research center, dan advisory center. Tiga fungsi itu akan diwujudkan bertahap dan dijadwalkan tuntas dalam kurun tiga tahun.

BTN merupakan pemimpin pangsa pasar pembiayaan perumahan di Tanah Air dengan porsi sebesar 24 persen. Adapun pada segmen KPR subsidi, peran BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95 persen dari total penyaluran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada tiga tahun terakhir. Bank milik negara ini telah memberikan KPR kepada lebih dari 3,5 juta nasabah di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement