Rabu 26 Mar 2025 17:04 WIB

BTN Bagikan Dividen Rp 751,83 Miliar

Sepanjang 2024, BTN mencatat laba bersih sebesar Rp 3 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, keputusan pembagian dividen ini mempertimbangkan kinerja keuangan perseroan sepanjang 2024, (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, keputusan pembagian dividen ini mempertimbangkan kinerja keuangan perseroan sepanjang 2024, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyepakati pembagian dividen sebesar Rp 751,83 miliar atau setara 25 persen dari laba bersih perseroan. Jumlah tersebut setara dengan Rp 53,57 per saham.  

Keputusan ini diambil dalam RUPST BTN yang digelar pada Rabu (26/3/2025) hari ini, di Menara BTN, Jakarta. Hingga berita ini diturunkan, agenda RUPST masih berlangsung dengan sejumlah pembahasan penting lainnya.  

Baca Juga

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, keputusan pembagian dividen ini mempertimbangkan kinerja keuangan perseroan sepanjang 2024 serta kebutuhan ekspansi bisnis ke depan. Sepanjang 2024, BTN mencatat laba bersih sebesar Rp 3 triliun, turun dibandingkan capaian 2023 yang sebesar Rp 3,5 triliun. Sementara itu, aset BTN tumbuh 7 persen YoY menjadi Rp 469,61 triliun dari Rp 438,75 triliun pada tahun sebelumnya.  

Dari sisi intermediasi, BTN mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 357,97 triliun atau tumbuh 7,3 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 333,69 triliun.  

Menurut Nixon, pertumbuhan kredit BTN terutama didorong oleh bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR), baik subsidi maupun nonsubsidi. Hingga akhir 2024, penyaluran KPR Subsidi mencapai Rp 173,84 triliun, naik 7,5 persen YoY, sementara KPR nonsubsidi tumbuh 10,2 persen YoY menjadi Rp 105,95 triliun.  

"Selain itu, BTN juga membukukan pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat [KUR], Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) yang mencapai 13,9 persen YoY atau menjadi Rp 16,4 triliun pada akhir 2024," ujar Nixon beberapa waktu lalu.

Meskipun laba bersih mengalami penurunan, BTN tetap optimistis terhadap prospek bisnis ke depan. Dalam RUPST, pemegang saham juga membahas sejumlah strategi penguatan, termasuk penunjukan akuntan publik untuk audit laporan keuangan 2025, persetujuan plafon hapus tagih, serta rencana restrukturisasi pemekaran usaha bisnis syariah BTN.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement