Kamis 23 Oct 2014 09:11 WIB

Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Krangkeng Bentengi Moral Masyarakat (1)

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Sejumlah santri pesantren mengikuti pengajian
Foto: Antara/Rudi Mulya/ca
Sejumlah santri pesantren mengikuti pengajian "Kitab Kuning".

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kesulitan ekonomi akibat sempitnya lapangan pekerjaan, membuat banyak masyarakat di Kabupaten Indramayu berbondong-bondong pergi ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI).

Konsekuensinya, mereka harus meninggalkan anak-anak bertahun-tahun. Padahal, anak-anak, terutama yang masih dalam tahap perkembangan, membutuhkan didikan orang tua.

Ketiadaan sosok orang tua, akhirnya membuat anak mudah terpengaruh hal-hal buruk yang ada di lingkungan mereka.

Hal itu seperti yang terjadi di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Krangkeng dikenal sebagai salah satu daerah yang tingkat kriminalitasnya cukup tinggi. Seperti pencurian dan pembegalan.

‘’Anak-anak muda yang kekurangan bimbingan dan didikan agama dari orang tuanya, akhirnya mudah terbawa pergaulan yang buruk,’’ ujar Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah, KH Ahmad Zuhri Ainani, Rabu (22/10).

Zuhri mengatakan, untuk meminimalisasi masalah tersebut, pihaknya bersama-sama dengan aparat Desa Dukuh Jati, Kecamatan Krangkeng, gencar melakukan razia, terutama saat malam hari.

Anak-anak muda yang kedapatan keluyuran, kata dia, diperintahkan pulang. Jika tidak, diancam akan dibawa ke kantor polisi. ‘’Alhamdulillah sekarang mulai aman. Sepeda motor yang diparkir di luar rumah, juga mulai aman,’’ tutur Zuhri.

Tak hanya itu, jelas Zuhri, pihaknya juga berupaya agar para orang tua yang menjadi TKI, bersedia menitipkan anak-anaknya dididik di pesantren.

Dengan demikian, akhlak dan moral anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya bekerja di luar negeri, dapat terjaga dengan didikan agama di pesantren. Begitu pula dengan anak-anak terlantar maupun yatim piatu.

Ia mengungkapkan, untuk meningkatkan minat anak-anak muda agar bersedia mondok di pesantren, pihaknya pun berusaha berbenah dengan melakukan berbagai langkah.

 

Salah satunya, menjalin kerja sama dengan universitas di Timur Tengah, yang bersedia memberikan bea siswa bagi santri yang hafal 20 juz Alquran. Berbagai sarana dan prasarana pun dilengkapi, sehingga dapat menunjang pendidikan para santri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement