REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka turun 8,67 poin (0,17 persen) ke level 5.065,39 pada perdagangan Kamis (30/10) setelah di penutupan perdagangan Rabu (29/10) menguat 72 poin ke level 5.074. Turunnya IHSG dipembukaan sudah diproyeksikan sebab IHSG berpotensi bergerak variatif.
Di pembukaan sesi pertama konstituen saham bervariasi berada di zona merah dan hijau. Tapi saham unggulan LQ45 dan saham syariah JII berada di zona merah.
Hal serupa juga terlihat pada sektor. Pertambangan, properti dan perdagangan berada di zona hijau setelah bergerak perlahan kurang dari satu persen.
Analis First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan setelah tiga sesi perdagangan terkoreksi, IHSG kemarin berhasil rebound dan ditutup di atas 5.050 yakni di 5074,056 setelah menguat 72,752 poin (1,45 persen). Dana asing kembali mengalir ke pasar saham dengan pembelian bersih di Pasar Reguler mencapai Rp 565,2 miliar. Pembelian terutama menyasar saham-saham unggulan di sektornya seperti BBRI, ASII, UNVR dan ADRO.
''Penguatan IHSG kemarin terutama terimbas faktor positif pergerakan pasar saham global dan kawasan Asia. Selain itu, pasar juga mengantisipasi rilis laba kuartal tiga emiten yang banyak keluar menjelang akhir Oktober pekan ini,'' ungkap David, Kamis (30/10).
Penguatan pasar saham Asia kemarin dipicu spekulasi pemodal hasil The Fed Meeting akan memberikan sinyal tetap mempertahankan kebijakan bunga murah.
Harga minyak kembali menguat untuk hari kedua di pasar Asia hingga satu persen menjadi 82,23 dolar AS per barel turut menopang aksi beli atas saham berbasiskan komoditas.
Indeks MSCI Asia-Pasifik kemarin menguat 1,3 persen. Sementara Wall Street tadi malam ditutup terkoreksi tipis. Indeks DJIA setelah naik 60 poin dan turun 110 poin akhirnya ditutup di 16974,31 turun 31 poin (0,18 persen).
Kurs dolar menguat, harga emas turun 1,4 persen di level 1.211,70 dolar AS per t.oz. Koreksi pasar saham, kenaikan dolar AS dan turunnya harga emas sebagai respon hasil pertemuan The Fed tadi malam yang kembali mengkonfirmasi akan mengakhiri program stimulus (QE) sebesar 4 triliun dolar AS menyusul perekonomian AS yang sudah membaik.
The Fed juga masih menahan tingkat bunganya pada level rendah saat ini antara nol hingga 0,25 persen hingga pertengahan tahun depan. ''Mencermati hasil The Fed, pasar saham Asia kemungkinan akan kembali berfluktuasi menyusul antisipasi atas dimulainya kenaikan tingkat bunga di sana. IHSG akan bergerak bervariasi namun masih berpeluang melanjutkan penguatan,'' kata David.
Kepastian kenaikan harga BBM sebelum awal tahun bisa menjadi sentimen positif di pasar. IHSG hari ini diperkirakan bergerak dengan support di 5050 dan resisten di 5110 dan berpeluang menguat.