Rabu 05 Nov 2014 11:13 WIB

Pemimpin Houthi Tak Takut Sanksi PBB

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Pemimpin Syiah, Nimr al Nimr
Foto: ap
Pemimpin Syiah, Nimr al Nimr

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pemimpin Syiah Yaman Abdel-Malek al-Houthi mengatakan bahwa dirinya merasa tidak takut akan sanksi PBB. Houthi menurutnya akan terus bertempur melawan Alqaidah di kota Radda.

Dilansir dari Aljazirah Rabu (5/11) dirinya menyampaikan pidato di ibukota pada hari Selasa untuk menghormati peringatan Ashoura, Abdel-Malek al-Houthi mengatakan kepada para pendukungnya: "Kami tidak takut," dan mengkritik kepemimpinan Yaman karena gagal memerangi Alqaidah.

Dewan Keamanan PBB bulan lalu menyatakan keprihatinan yang mendalam atas krisis di negara itu, mendesak pemerintah baru untuk memfasilitasi reformasi, terutama di pasukan tentara dan keamanan. Mereka mengatakan juga siap untuk menjatuhkan sanksi terhadap spoiler yang mengancam perdamaian, keamanan dan stabilitas negara itu.

Pernyataan Al-Houthi datang setelah setidaknya 30 orang tewas dalam bentrokan sebelumnya pada hari Selasa antara pasukan Houthi dan pejuang Alqaidah di pusat kota Radda.

Pemimpin pemberontak Syiah memperingatkan bahwa pasukannya telah meningkatkan "kesiapan tempur" mereka dan menuduh Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi gagal untuk memerangi Alqaidah dan militan Sunni lainnya.

Houthi turun dari markas mereka di utara dan menyerbu Sanaa pada bulan September.

Pidato tampaknya menjadi sinyal eskalasi terhadap kepemimpinan negara itu. Pernyataan Al-Houthi juga dapat menimbulkan kekhawatiran di Yaman bahwa para pemberontak dapat memperluas kekuasaan mereka.

Houthi dan Alqaidah terlibat baku tembak artileri berat di Radda dalam pertempuran yang berlangsung hingga Selasa pagi.

Pejabat keamanan setempat mengatakan, kekerasan di Radda telah menyebabkan beberapa warga sipil tewas, serta merusak rumah-rumah dan mobil. Baku tembak jugs memaksa puluhan keluarga mengungsi.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ
Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

(QS. Al-Hasyr ayat 9)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement