Sabtu 15 Nov 2014 20:55 WIB

Nelayan Lampung Masih Jual Ikan ke Tengkulak

Ikan laut (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Ikan laut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LABUHAN MARINGGAI, LAMPUNG -- Sejumlah nelayan di Kabupaten Lampung Timur menyebutkan bahwa mereka umumnya menjual hasil tangkapan kepada "pembina" atau tengkulak dengan harga rendah, padahal ikan itu dihargai tinggi setelah dikirimkan ke luar daerah Lampung, terutama ke kawasan Jakarta dan sekitarnya.

"Nelayan menjual hasil tangkapanya kepada para 'pembina' atau tengkulak dengan harga yang rendah, dan para 'pembina' menjualnya ke luar daerah dengan harga yang cukup tinggi, seperti ke Muara Baru Jakarta Utara," kata Sekretaris Koperasi Anugerah Jaya, Saiun (38), di Margasari, Kabupaten Lampung Timur, Sabtu (15/11).

Usaha produk maritim di Kabupaten Lampung Timur sampai sekarang tak berkembang karena kurangnya peran pemerintah untuk memperbaiki kehidupan nelayan melalui usaha kelompok nelayan dan koperasi.

Karena itu, nelayan masih menjual hasil tangkapan dalam bentuk ikan segar dan bukan ikan olahan yang bernilai tambah.

Menurutnya, ada tiga faktor yang menyebabkan nelayan sulit untuk berkembang. Pertama, harga jual ikan ke "pembina" atau tengkulak masih rendah karena nelayan terjerat utang. Kedua, nelayan masih berperilaku konsumsif dan terakhir adalah kurangnya pembinaan dan pengawasan pemerintah terhadap peningkatan kehidupan nelayan.

"Nelayan kecil tidak bisa bersaing dengan para nelayan besar, karena faktor alat tangkap terbatas, yang tentu mempengaruhi jumlah hasil tangkapa," katanya.

Di Desa Margasari hanya terdapat sedikit nelayan yang berinisiatif mengolah hasil ikannya untuk dijadikan usaha industri rumah tangga kelautan. Namun di Desa Muara Gading Mas ada usaha rumah tangga yang memproduksi terasi dan kerupuk ikan. "Jumlahnya juga sedikit karena faktor keterbatasan dalam permodalan," katanya.

Ia menyebutkan koperasi nelayan dan kelompok usaha bersama (KUB) bisa berperan sebagai wadah untuk menggarap industri kelautan di Labuhan Maringgai.

"Melalui koperasi dan KUB, pemerintah juga bisa meningkatkan kehidupan nelayan, karena koperasi beranggotakan nelayan dan tujuan dari koperasi adalah menyejahterakan nelayan," katanya.

Ia menyebutkan Koperasi Anugerah Jaya adalah koperasi serba usaha yang fokus di bidang usaha nelayan, pembinaan dan usaha simpan pinjam untuk anggota nelayan. Terkait itu, dia berharap pemerintah membantu nelayan Lampung Timur, termasuk melalui usaha koperasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement