Selasa 18 Nov 2014 00:20 WIB

BBM Naik, Inflasi Tak Terkendali

Rep: c16/ Red: Erdy Nasrul
 Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/11) malam. (Republika/ Yasin Habibi)
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/11) malam. (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) sudah bisa dipastikan akan diikuti oleh kenaikan-kenaikan harga barang pokok lainnya.  Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listyanto kenaikan tersebut dapat memicu naiknya inflasi.

Eko mengungkapkan kisaran kenaikan BBM biasanya tidak jauh  dari tarif Rp 1.000 hingga Rp 3.000. Menurut dia, jika kenaikan berada di atas tarif perkiraan tersebut maka inflasi tidak akan bisa terkendali.

"kalau tarif naik kisaran Rp 4.000 ke atas inflasi tidak bisa dikendalikan" papar Eko Listyanto kepada Republika, Senin (17/11).

Eko memastikan, ketika harga BBM naik maka angka kemiskinan di Indonesia juga akan meningkat. Pasalnya, dampak serupa juga pernah terjadi sebelumnya pada 2005 saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan tarif BBM tanpa dibarengi alokasi dana yang nyata.

Menurut Eko, kenaikan BBM akan menggerus daya beli masyarakat. Hal itu akan sangat memberatkan masyarakat karena juga tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan. Apalagi, banyak masyarakat Indonesia yang sangat dekat dengan garis kemiskinan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement