Kamis 20 Nov 2014 02:40 WIB

Harga Bahan Pokok di Kabupaten Bandung Masih Stabil

Rep: C80/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pasar tradisional.
Foto: Republika/Prayogi
Pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pascakenaikan harga BBM bersubsidi, harga kebutuhan pokok masyarakat di sejumlah pasar di Kabupaten Bandung masih stabil. Para pedagang memprediksi harga-harga baru naik beberapa hari ke depan.

Menurut Hj. Mimin, salah pedagang beras di Pasar Soreang, untuk beras saat ini belum ada kenaikan. Walaupun nanti ada kenaikan, untuk beras tidak akan besar. "Kalau beras kenaikannya paling Rp 50-Rp 100. Saat ini belum ada kenaikan," katanya, Rabu, (18/11). Mimin menambahkan, distribusipun masih lancar dari agennya.

Hal yang sama dikatakan Sandi (21), pedagang telur ayam. Menurutnya, saat ini harga telur masih Rp 17.000/Kg. Namun dia sudah mendapat informasi dari agen, kalau harga telor akan naik. "Biasanya kalau naik, kenaikannya Rp 1000 perkilogram," katanya.

Begitu dengan harga daging ayam. Kenaikan bbm belum ada pengaruhnya. "Saya dapat info dari agen harga ayam akan naik. Tapi untuk saat ini saya masih menjual dengan harga normal," kata Dani (32) salah seorang pedagang ayam sambil menambahkan, harga perkilogram daging ayam Rp 28 ribu.

Menurut Dani, dirinya belum memastikan berapa kenaikan harga ayam itu. Tapi dia memprediksi kenaikannya sekitar Rp 1000. "Kalau harga ayam, naiknya sedikit-sedikit tidak akan langsung besar," katanya.

Sementara untuk sayuran, ada sejumlah sayuran yang naik, ada juga yang tetap. Apalagi naiknya harga sayuran disebabkan beberapa faktor seperti musim atau stok dari petaninya.

"Untuk sayuran, yang naik cabai rawit dan itupun sudah sejak beberapa waktu lalu. Untuk cabai rawit biasanya Rp 22 ribu perkilogram, sekarang antara Rp 54 ribu-Rp 56 ribu," kata Enti (47).

Menurutnya, dia tidak tahu apakah di pasar caringin harga sayuran sudah naik atau belum. Sebab dirinya biasa mengambil sayuran dari petani langsung. "Mungkin saja di Pasar Caringin sudah naik, kalau saya ngambil langsung ke petani," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement