REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Arsenal, Arsene Wenger mengadakan pembicaraan krisis dengan Kepala Eksekutif, Ivan Gazidis. Wenger mengadakan pembicaraan itu di Hertfodshire, markas latihan Arsenal, usai kekalahan klub asal London Utara itu.
Menurut pemberitaan dalam Dailystar, pembicaraan ini terjadi karena tekanan yang menumpuk pada bos The Gunners itu. Kedatangan Gazidis tidak bisa dianggap biasa. Ini dipercaya terkait dengan kemerosotan Arsenal baru-baru ini .
Arsenal dilihatnya telah kalah dua kali dan satu kali seri dalam tiga pertandingan terakhirnya. Salah satu pemilik saham asal Amerika, Stan Kroenke juga diyakini semakin sadar akan frsutasi para fans yang marah melihat penurunan tim ke peringkat delapan pada pekan ini.
Begitupun perolehan poin yang terpaut 15 angka di bawah posisi pertama, Chelsea. Pemilik saham terbesar kedua Arsenal, Alisher Usmanov mengakui dirinya sebenarnya menyukai Wenger dalam hal prinsip. Namun, dengan prinsip itu justru Arsene menjadi terbatas. Dengan keterbatasan itu menurutnya bisa menghilangkan kemungkinan.
"Itu sebabnya kadang-kadang pelatih bahkan tanpa prinsip bisa menjadi pelatih tim besar dan beberapa pelatih dengan prinsip kalah karena beberapa posisi di tim etika, moral atau pribadi tidak terlihat lagi,” ucapnya.
Usmanov berkata pihaknya harus memperkuat setiap posisi untuk bermain di tingkat tim seperti di Inggris, yaitu Chelsea dan Manchester City, atau di Eropa, seperti Real Madrid, Barcelona, Paris Saint-Germain, Bayern Muenchen dan klub lainnya.
Hal ini diyakini sebagai isyarat Wenger sedang dalam posisi sulit. Posisinya bersama Arsenal semakin terancam usai kekalahan dari Manchester United dengan skor 1-2 Sabtu kemarin . Arsenal saat ini baru meraih 17 poin dari 12 laga dalam Liga Primer Inggris.