REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia Charles Saerang mengatakan para pengusaha jamu Indonesia cukup khawatir menjelang era pasar bebas terbuka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA 2015). Ini lantaran belum ketatnya pengawasan terhadap produk-produk ilegal yang menawarkan khasiat cepat.
Dia mengungkapkan produk-produk luar negeri banyak yang mengandung bahan kimia. Sementara sebagian besar masyarakat Indonesia masih memiliki pandangan bahwa jamu yang bagus adalah jamu yang khasiatnya langsung terasa ketika diminum.
"Ada pandangan jamu yang bagus itu harus langsung "cespleng". Padahal itu mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan dan mereka memakai nama jamu, bukan obat," ujarnya.