Sabtu 29 Nov 2014 12:53 WIB

Kembali, Aktivis Hong Kong Bentrok dengan Polisi

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Winda Destiana Putri
Polisi bentrok dengan pendemo di Hongkong
Foto: BBC
Polisi bentrok dengan pendemo di Hongkong

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Ribuan aktivis prodemokrasi Hong Kong kembali bentrok dengan polisi, Sabtu pagi (29/11). Bentrokan terjadi karena aktivis ingin menduduki kembali kawasan Mong Kok.

Setelah ketegangan yang berlangsung selama beberapa jam, kericuhan terjadi. Ratusan polisi antihuru-hara memukul demonstran dengan tongkat.

Polisi melindungi diri dengan tameng. Polisi menghalangi demonstran dengan menggunakan semprotan merica. Sejumlah polisi juga harus bergulat dengan pengunjuk rasa.

Tindakan keras polisi itu hanya memicu lebih banyak protes. Selama tiga jam, ratusan orang melakukan aksi berjalan menuntut demokrasi penuh. Sebanyak 28 ribu polisi bersiaga di tepi jalan.

Protes telah terjadi sejak Jumat malam. Mereka turun ke jalan. Suara sirene mobil polisi mewarnai malam itu. Pengunjuk rasa sesekali melempari polisi dengan telur, air botol dan papan kayu. Sejumlah polisi yang terluka mencoba memukul mundur kerumunan massa dengan tongkat.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (29/11) kerusuhan terjadi selama tiga malam berturut-turut sejak polisi membersihkan kawasan Mong Kok dari barikade dan tenda demonstran, Rabu. Dalam pembersihan tersebut ratusan orang ditahan, termasuk dua pemimpin mahasiswa Joshua Wong dan Lester Shum.

Kelompok Amnesty International memperingatkan polisi agar tidak menggunakan kekuatan yang berlebihan. Sebelumnya, Wong dan Shum mengaku mereka dipukuli polisi di tahanan.

Beberapa wartawan juga dihajar polisi. Hal ini mendorong Asosiasi Jurnalis Hong Kong mengajukan laporan resmi dan merencanakan protes pada Sabtu. Relawan medis yang mendirikan pos pertolongan pertama mengobati puluhan orang yang mengalami luka di kepala, luka gores dan mereka yang terkena semprotan merica di mata.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement