REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Ratusan pengunjuk rasa pro demokrasi Hong Kong terlibat bentrokan dengan petugas kepolisian pada Senin (1/12) dini hari. Polisi kemudian menembakan gas air mata pada massa yang marah dan memaksa masuk kantor pemerintahan.
Dalam situasi yang kacau balau, pengunjuk rasa menggunakan helm dan payung memenuhi jalan utara di luar kantor Ketua Eksekutif Leung Chun-ying. Polisi berusaha memukul mundur mereka dengan batu beton dan gas merica.
''Kami ingin demokrasi yang sesungguhnya,'' teriak pengunjuk rasa.
Bentrokan kali ini menjadi insiden selanjutnya pasca ketegangan kembali naik. Para pendemo telah melakukan aksi melawan pemerintah selama lebih dari dua bulan. Mereka menyeru pemilihan umum untuk memilih pemimpin dengan bebas tanpa campur tangan Cina.
Polisi mengatakan dalam bentrokan yang terjadi semalam, sebanyak 40 orang pengunjuk rasa ditangkap. Sementara menjelang pagi, para pengunjuk rasa telah menyebar di jalan utama Lung Wo menyebabkan kemacetan hingga timur dan barat Hong Kong.
Juru bicara kepolisian mengatakan hal itu adalah ilegal. Sehingga petugas akan bergerak memukul mundur mereka dari jalanan.