Ahad 23 Feb 2025 19:11 WIB

Trump Bergeming dan Tetap Bekukan Bantuan Luar Negeri, 400 Staf USAID Sudah Dipecat

Trump membela langkah pemerintah AS untuk membubarkan USAID.

Presiden AS Donald John Trump bersama Kepala DOGE Elon Musk di Ruang Oval White House, Washington DC.
Foto: @w1991e
Presiden AS Donald John Trump bersama Kepala DOGE Elon Musk di Ruang Oval White House, Washington DC.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump membela keputusannya membekukan dana bantuan ke luar negeri lewat Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Dia berdalih bahwa Amerika Serikat telah memberikan miliaran dolar ke "negara-negara yang membenci" AS.

"Saya putuskan untuk segera membekukan perekrutan pegawai federal, regulasi federal, dan bantuan asing," kata Trump dalam pidatonya di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) di Washington pada Sabtu (22/2/2025).

Baca Juga

“Kita memberikan miliaran dolar ke negara-negara yang membenci kita,” kata dia, menambahkan.

Trump membela langkah pemerintah AS untuk membubarkan USAID dan ribuan pegawainya dirumahkan. Dia mengatakan telah menutup badan yang disebutnya sebagai "penipuan sayap kiri" itu.

"Nama badan itu telah dicopot dari bekas gedungnya, dan tempat itu kini akan menampung para petugas Bea Cukai dan Patroli Perbatasan," kata Trump.

Dia memuji upayanya menghentikan pemborosan anggaran dengan mendirikan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin miliarder Elon Musk. Dalam pidatonya, Trump juga memuji Musk, yang disebutnya "melakukan pekerjaan yang hebat,” dan menyebutkan sejumlah program di luar negeri yang dianggapnya memboroskan anggaran.

Di antara program itu adalah konservasi keanekaragaman hayati dan perilaku sosial yang bertanggung jawab di Kolombia yang menghabiskan anggaran 25 juta dolar AS (sekitar Rp408 miliar).

"Ini Kolombia di Amerika Selatan, bukan Universitas Columbia (di AS),” kata dia.

Pemerintah AS juga sedang mengungkap penipuan dalam sistem Jaminan Sosial, kata Trump, seraya berjanji bahwa di bawah kepemimpinannya, “tidak akan ada toleransi terhadap penipuan" di sana.

 

sumber : Antara, Anadolu, Sputnik, OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement