REPUBLIKA.CO.ID,BAHGDAD--Jumlah pengungsi akibat konflik di Irak terus naik dan telah mencapai lebih dari 2,1 juta orang. Musim dingin pun mengancam keberadaan mereka.
“Kondisi satu juta pengungsi yang kini berada di daerah Kurdi bagian utara kini mengkhawatirkan karena musim dingin telah tiba,”jelas tim Misi Bantuan PBB untuk Irak dalam pernyataannya pada AFP, Senin (1/12).
Sebagian besar pengungsi di Irak terpaksa meninggalkan rumahnya ketika gelombang kekerasan melanda negara tersebut pada awal 2014 dan setelah munculnya serangan kelompok garis keras pada Juni sampai Agustus lalu.
Rangkaian kekerasan itu membuat ribuan orang kehilangan rumah. Daerah yang paling terdampak adalah Kirkuk. Wilayah administrasi Dohuk yang terletak di bagian barat laut Provinsi Kurdi yang bersalju menjadi tempat pelarian sebagian besar pengungsi Irak.
"Kurangnya pemanas ruangan untuk tenda dan peralatan non-makanan lainnya akan berdampak negatif bagi bagi kesehatan para pengungsi sepanjang musim dingin," kata tim PBB.
Sementara itu organisasi kemanusiaan The Action Against Hunger (ACF) mengatakan bahwa para pengungsi sering kali berada dalam kondisi memprihatinkan seperti di ruangan terbuka, tenda, ataupun dalam gedung yang belum selesai dibangun.
"Jika respon terhadap musim dingin tidak segera ditingkatkan, maka kita akan menyaksikan dampak jangka pendek dan jangka panjang yang buruk terhadap populasi para pengungsi," kata ACF.
Total kebutuhan dana untuk merespon musim dingin sebagai bagian dari keseluruhan bantuan krisis kemanusiaan di Irak dan Suriah--diperkirakan berjumlah 173 juta dolar AS.